ChanelMuslim.com- Tiga anak yang saling berlomba memperlihatkan benderanya tampak begitu semangat di depan orang banyak. Mereka berkeliling kampung untuk menunjukkan apa bendera mereka.
Satu anak begitu bangga dengan tiang bendera yang begitu tinggi. Sebegitu tingginya, anak ini agak kesulitan melalui jalan-jalan yang sempit. Tapi, ia tetap bangga dan yakin kalau akan banyak orang tahu tentang benderanya.
Anak yang kedua memiliki bendera yang setengah tinggi. Ia tampak bergerak lebih luwes dari yang pertama. Benderanya masih tergolong tinggi, tapi bisa leluasa menerobos jalan sempit.
Satunya lagi, anak dengan bendera yang nyaris tanpa tiang. Kalau ia berjalan dengan benderanya, orang hampir tidak bisa membedakan antara bendera dengan bajunya. Tapi, ia jauh lebih leluasa bergerak.
Suatu kali, ketika ketiganya berada di sebuah tanah lapang, angin kencang bertiup. Begitu kencangnya, banyak benda-benda ringan yang berterbangan terbawa angin. Termasuk, bendera tiga anak ini.
Seorang anak dengan bendera bertiang tinggi merasa kewalahan. Tak ayal, angin membetot benderanya hingga lepas dari tiang. Bendera pun terbang tinggi. Sedemikian tingginya, hingga ia pun tak tahu kemana ia bisa mendapati sang bendera.
Anak kedua mengalami hal yang sama. Benderanya ikut dibawa terbang angin. Tapi, ia masih bisa mengejar kemana arah bendera itu pergi.
Yang beruntung ada pada anak ketiga. Ia sama sekali tak kehilangan bendera. Angin hanya mengibarkan benderanya, tapi tak sempat menerbangkan karena berada dalam genggaman sang anak.
Juri pun bertanya ke anak yang ketiga. “Benderamu memang selamat, tapi tak banyak orang tahu apa benderamu…,” uji sang juri.
Dengan polos si anak menjawab, “Aku tak mau pisah jauh dengan benderaku. Karena aku adalah bendera, dan bendera adalah aku.”
**
Tak sedikit orang atau kelompok yang kerap memperlihatkan kemasan jatidirinya dalam sebuah “bendera” bertiang tinggi. Sayangnya, jarak itu telah memisahkan wajah bendera dengan jatidiri asli si pemiliknya.
Seorang ulama pernah mengatakan, orang akan mengenal kalian dengan apa yang kalian lakukan, bukan dengan apa yang kalian perlihatkan dan ucapkan. (muhammad nuh)