BELAJAR dari burung kedasih yang culas, egois, dan rakus. Dan para pecinta burung paham betul kalau semua burung kedasih seperti itu.
Burung kedasih begitu terkenal di masyarakat perkampungan. Suaranya melengking ‘meneror’ seisi kampung. Mitos-mitos buruk pun dialamatkan ke burung kedasih.
Ada yang mengaitkan burung kedasih pertanda kematian. Ada yang menghubungkan dengan kehadiran jin dan setan. Dan sebagainya.
Burung kedasih memang bersuara nyaring. Menariknya, ia bersuara kapan saja: pagi, siang, sore, bahkan malam. Nah, ketika di saat malam itu warga kampung merasakan ‘horor’.
Bukan tentang suaranya saja yang menakutkan. Perilakunya pun buruk. Burung kedasih hidup sendiri. Bahkan dengan sesama kedasih pun tak pernah kumpul.
Kecuali, kedasih jantan dan betina ketika keduanya ingin kawin. Itu pun hanya sesaat saja. Setelah kawin, keduanya kembali ke habitat masing-masing.
Betina yang dibuahi pejantan tak ingin membuat sarang. Dan memang, tak satu pun burung kedasih yang membuat sarang untuk anak-anaknya.
Si betina hanya perlu mencari sarang burung lain. Di saat indukan pemilik sarang itu lengah, kedasih betina bertelur di sarang itu. Jika jumlah telur yang sudah ada misalnya empat, si kedasih membuang satu telur untuk diganti dengan satu telurnya.
Setelah bertelur dan membuang telur tuan rumah, kedasih betina ‘kabur’ begitu saja. Ia tak pernah peduli nasib anaknya.
Kehidupan pun berlanjut untuk calon bayi kedasih di sarang ‘orang’ lain. Setelah menetas, anak burung kedasih menunjukkan perilaku jahat.
Ia begitu rakus. Semua jatah ia ambil alih. Sepertinya tak ada kata cukup untuk si bayi kedasih.
Bukan itu saja, bayi kedasih secara alami mendorong benda apa pun di dekatnya hingga keluar sarang. Termasuk yang didorong itu telur-telur atau bayi-bayi ‘tuan rumah’. Sehingga, dia sendiri yang akhirnya tinggal di sarang.
Induk burung tuan rumah yang tak paham dengan kedasih akan rugi dua kali. Rugi karena anak-anak kandungnya dilempar keluar. Dan, rugi karena capek-capek membesarkan bayi burung yang bukan anaknya. Rakus, lagi.
Ketika anak burung kedasih besar, ia akan terbang begitu saja. Ia meninggalkan sarang dan orang tua angkatnya tanpa beban. Begitu seterusnya.
**
Allah memperlihatkan hikmah penciptaannya di alam untuk menjadi pelajaran. Burung kedasih adalah contoh buruk untuk disimak.
Bahwa, hidup bukan sekadar tentang diri sendiri. Hidup juga tak boleh ditempuh dengan menghalalkan segala cara.
Hidup adalah tentang saling memberikan maslahat untuk diri dan sekitar. Semangat untuk saling menguntungkan, bukan merugikan. Dari situlah keberkahan hidup akan terus dirasakan. [Mh]