ChanelMuslim.com – Dalam sebuah hadis menceritakan kisah Ummu Haram yang bersemangat merespon wahyu Rasulullah untuk menjadi pejuang Islam di medan perang. Ia termasuk mujahidah mirinir pertama dalam Islam.
Pad hadis yang akan disebutkan berikut ini Ustaz Agung Waspodo, S.E., M.P.P. memberikan beberapa ibroh berkaitan dengan makna hadis yang terkandung:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ
Telah menceritakan kepada kami Isma’il dia berkata; telah menceritakan kepadaku Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa dia mendengar Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا ذَهَبَ إِلَى قُبَاءٍ يَدْخُلُ عَلَى أُمِّ حَرَامٍ بِنْتِ مِلْحَانَ فَتُطْعِمُهُ وَكَانَتْ تَحْتَ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pergi ke Quba’, maka ia akan menemui Ummu Haram binti Milhan, dan Ummu Haram pun akan menjamunya, -dia adalah isteri dari ‘Ubadah bin Shamit-.
Ibrah: Pentingnya membina keluarga yang semuanya berperan dalam Dakwah Islamiyah: Ummu Haram dan Ummu Sulaym (Rumaysha’) keduanya bersaudara dari ayah yang bernama Milhan.
Baca Juga: Didampingi Ibunya, Penghina Mujahidah Acara 212 Minta Maaf ke ACTA
Ummu Haram, Mujahidah Marinir Pertama dalam Islam
Mereka memiliki saudara laki-laki Hiram dan Salim, keduanya adalah Ahlul Badar. Ummu Sulaym memiliki anak yang bernama Anas ibn Malik radhiyallahu anhu, salah seorang asisten Rasulullah.
Keluarga Milhan berasal dari Suku An-Najjar yang juga terhubung dengan kakek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abdul Muththalib, dari garis ibunya.
فَدَخَلَ يَوْمًا فَأَطْعَمَتْهُ فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ اسْتَيْقَظَ يَضْحَكُ
Suatu hari, beliau menemui Ummu Haram, lantas ia menghidangkan makanan untuk beliau. Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertidur, tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa.
Ibrah: Para sahabat mengutamakan serta menjamu tamunya, terlebih lagi kepada Baginda Rasulullah.
قَالَتْ فَقُلْتُ مَا يُضْحِكُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Kata Ummu Haram, saya bertanya; ‘Apa yang menyebabkanmu tertawa wahai Rasulullah?’
فَقَالَ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي عُرِضُوا عَلَيَّ غُزَاةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَرْكَبُونَ ثَبَجَ هَذَا الْبَحْرِ مُلُوكًا عَلَى الْأَسِرَّةِ
Beliau menjawab: ‘Sekelompok umatku diperlihatkan (Allah) kepadaku, mereka berperang di jalan Allah mengarungi lautan seperti para raja di atas singgasana
أَوْ قَالَ مِثْلَ الْمُلُوكِ عَلَى الْأَسِرَّةِ
atau bagaikan para raja di atas singgasana.’
شَكَّ إِسْحَاقُ
Ishaq ragu antara keduanya-
Ibrah: Pada masa Rasulullah memang hanya sekali dua kali operasi militer lewat laut. Oleh karena itu, nubuwwah ini ditangkap secara serius oleh Ummu Haram,
قُلْتُ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَدَعَا
Aku berkata; ‘Wahai Rasulullah, doakanlah semoga saya termasuk diantara mereka.’ Kemudian beliau mendoakannya.
Ibrah: Sikap cekatan sahabiyah ini mencerminkan kesemangatan untuk berjihad bahkan telah sampai ke barisan kaum perempuan,
ثُمَّ وَضَعَ رَأْسَهُ فَنَامَ ثُمَّ اسْتَيْقَظَ يَضْحَكُ فَقُلْتُ مَا يُضْحِكُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Setelah itu beliau meletakkan kepalanya hingga tertidur. Tiba-tiba beliau terbangun sambil tertawa. Lalu saya bertanya; ‘Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?’
قَالَ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي عُرِضُوا عَلَيَّ غُزَاةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَرْكَبُونَ ثَبَجَ هَذَا الْبَحْرِ مُلُوكًا عَلَى الْأَسِرَّةِ أَوْ مِثْلَ الْمُلُوكِ عَلَى الْأَسِرَّةِ فَقُلْتُ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ
Beliau menjawab: ‘Sekelompok umatku diperlihatkan (Allah) kepadaku, mereka berperang di jalan Allah mengarungi lautan seperti para raja di atas singgasana atau bagaikan para raja di atas singgasana.’
Lalu saya berkata; ‘Wahai Rasulullah, doakanlah saya semoga termasuk di antara mereka!’
قَالَ أَنْتِ مِنْ الْأَوَّلِينَ
Beliau bersabda: ‘Kamu termasuk dari rombongan pertama.’
Ibrah: Hal ini mengisyaratkan bahwa operasi pendaratan laut ini akan terjadi dalam beberapa gelombang.
Yang pertama ke Siprus diantaranya Ummu Haram, suaminya Ubadah ibn ash-Shamit, Abu Ayyub dan Ummu Ayyub.
Kedua ke Rhodos dipimpin Mu’awiyah ibn Abi Sufyan dan isterinya ‘Atiqah.
Ketiga ke pantai Cyzicus diantaranya Abu Ayyub, Ibnu ‘Umar, dan Ibnu az-Zubayr, dan target akhirnya tentu Konstantinopel.
فَرَكِبَتْ الْبَحْرَ زَمَانَ مُعَاوِيَةَ فَصُرِعَتْ عَنْ دَابَّتِهَا حِينَ خَرَجَتْ مِنْ الْبَحْرِ فَهَلَكَتْ
Pada masa (pemerintahan) Mu’awiyah, Ummu Haram turut dalam pasukan Islam berlayar ke lautan (untuk berperang di jalan Allah), ketika mendarat, dia terjatuh dari kendaraannya hingga meninggal dunia.’
HR Al-Bukhari no. 5810, Fathul Bari no. 6282 dan no. 6283. [Ln]