ChanelMuslim.com – Kisah ini kelanjutan dari cerita Zaid Al-Khair pada judul artikel Kisah Zaid Al-Khair Saat Jahiliyah (2)
Tidak lama kemudian, semuanya tertidur dengan begitu lelapnya dengan suara mengdengkur. Pada saat itu aku menuju ke unta jantan tadi dan aku melepaskan ikatannya lalu menungganginya. Unta pejantan itupun bangun dan diikuti oleh semua unta yang lain.
Aku berangkat malam itu juga. Begitu siang mulai datang menjelang, aku melihat kesekeliling penjuru dan aku tidak melihat siapapun yang mengikutiku. Akupun meneruskan perjalanan hingga hari semakin siang.
Kemudian, aku menoleh dan aku melihat ada seekor burung elang atau seekor burung yang besar. Ia lalu terbang di dekatku hingga aku tersadar bahwa ada seseorang penunggang kuda yang sedang duduk di atas kudanya.
Kisah Zaid Al-Khair Saat Jahiliyah (3)
Ia lalu datang ke arahku sehingga ku mengenalinya bahwa ia adalah pemilik unta-unta ini yang mencari unta miliknya.
Saat itu aku mengikatkan unta pejantan tadi, dan aku mengeluarkan anak panah dari sarungnya dan aku letakkan pada busurnya. Aku berdiri di depan unta-unta tadi. Lalu si penunggang kuda berhenti dengan jarak sedikit jauh dariku.
Ia berkata, “Lepaskan ikata unta jantanku!” Aku menjawab, “Tidak! Aku telah meninggalkan banyak wanita yang sedang kelaparan di Al-Hirah. Aku berjanji kepada mereka bahwa aku tidak akan kembali kepada mereka kecuali aku sudah membawa harta atau aku mati!”
Ia menjawab, “Kalau demikian, kau akan mati. Lepaskan ikatan unta itu. Sial kamu!” Aku menjawab, “Aku tidak akan melepaskannya!” Ia berkata, “Celaka kamu, engkau masih saja bersikeras!”
Lalu ia berkata, “Tunjukkan kepadaku tali kendali unta dan pada tali kendali tersebut terdapat tiga ikatan.” Kemudian ia bertanya kepadaku pada ikatan yang mana aku menginginkan ia mengarahkan anak panahnya. Kemudian aku menunjuk ke arah ikatan yang ada di tengah.
Kemudia ia melepaskan anak panahnya, dan ia berhasil memasukkannya ke dalam ikatan tadi seolah ia menaruhnya dengan tangan. Kemudia ia melepaskan anak panahnya ke arah ikatan kedua dan ketiga.
Begitu melihat hal ini, aku menaruh kembali anak panahku ke tempatnya dan aku berdiri seraya menyerah. Lalu ia menghampiriku dan mengambil pedang serta busur panahku. Ia berkata, ” Naiklah di belakangku!” Akupun ikut naik di belakangnya.
Ia bertanya, “Menurutmu, apa yang akan aku lakukan kepadamu?” [Ln]
Bersambung…