ChanelMuslim.com – Pengalaman positif COVID di Turki ini diceritakan oleh seorang ibu yang baru saja pulang dari jalan-jalan ke Turki pada November 2021 sambil menengok anaknya yang bersekolah di sana. Berikut cerita selengkapnya.
Saya baru sampai di Jakarta kemarin sore (10/12/2021) dan menjalani karantina hari kedua saat ini. Mudah-mudahan sedikit sharing dari pengalaman saya dapat berguna untuk teman-teman.
Bagi teman-teman yang berencana keluar negeri dalam masa pandemi ini, mungkin bisa dipertimbangkan benar-benar resiko dan untung ruginya.
Apabila tetap berniat pergi, maka memilih asuransi perjalanan dengan fitur terbaik adalah SUATU KEHARUSAN. Jangan hanya mempertimbangkan dari harga termurah.
Saya berangkat ke Turki tanggal 10 November 2021 bersama 70 anggota rombongan tour dan beberapa anggota keluarga saya.
Rombongan tour dijadwalkan sampai di Jakarta tanggal 19 Nov.
Berhubung saya berencana mengunjungi anak yang kuliah di Turki, maka saya dan putri saya yg berusia 13 tahun extend di Istanbul selama 3 malam dengan booking kamar melalui Agoda.
Tanpa disangka, pada saat bersiap untuk pulang ke Jakarta, hasil PCR test putri saya tanggal 20 Nov adalah POSITIVE.
Sehingga saya tidak mungkin meninggalkannya di sana dan memperpanjang masa tinggal kami di hotel Nexthouse Pera di daerah Taksim dan melakukan karantina mandiri hingga tanggal 7 Desember kemarin.
Segera setelah menerima hasil test PCR, saya mengomunikasikan ke pihak travel *anora*a, mereka segera bergerak cepat membantu meng-cancel tiket kami dan menghubungi pihak asuransi perjalanan.
Kami sempat melakukan test PCR kedua di tanggal 25 Nov dengan hasil kami berdua POSITIVE.
Kebetulan kami booking test PCR melalui pihak hotel kami seharga 250TL per orang dan petugas kesehatan datang langsung ke hotel kami sehingga pihak hotel mengetahui perkembangan kesehatan kami.
Pihak hotel berkoordinasi dengan Ministry of Health mengirimkan obat favipiravir untuk saya sehari setelah terkonfirmasi POSITIVE COVID.
Karena putri saya masih berusia 13 tahun, maka mereka tidak memberikan obat apapun.
Selama karantina mandiri, saya terpaksa tetap harus keluar hotel untuk membeli makanan dan perlengkapan sehari-hari kami sendiri, karena pihak hotel tidak memiliki cukup SDM untuk memfasilitasi kami.
Baca Juga: Masjid Jami Al Fajri Replika Masjid Biru di Turki
Pengalaman Positif Covid di Turki
Kami bersyukur sekali bahwa kondisi kami dalam keadaan baik, hanya mengalami demam beberapa hari disertai flu sehingga kami tidak perlu harus dirawat di RS.
Vaksinasi lengkap yang telah kami miliki kemungkinan juga membuat daya tahan tubuh kami lebih kuat.
Udara di Istanbul pun sudah lumayan dingin, berkisar antara 9° – 19°C tiap harinya.
Bisa dibayangkan, kondisi saya yang positif terpapar COVID setiap harinya terpaksa harus keluar hotel dan mungkin menularkan virus kepada orang lain.
Berapa banyak orang di luar sana yang kemungkinan juga memiliki kondisi yang sama seperti kami, atau pun mungkin mereka telah terpapar virus tanpa menyadarinya kemudian tetap melakukan aktivitas sehari-hari.
Sebisa mungkin saya membatasi diri untuk hanya keluar hotel 1 kali sehari. Namun apakah di luar sana, penderita COVID yang lain memiliki kesadaran seperti saya untuk tidak mengunjungi toko maupun tempat publik lainnya?
Berkaca dari kenyataan bahwa pihak hotel yang mengetahui kondisi saya tidak melarang atau pun membatasi kami keluar dari kamar hotel seberapa lama pun kami keluar dari kamar.
Kami sempat HARUS pindah hotel 1 hari karena hotel kami penuh. Pihak hotel membantu mencarikan hotel rekanan mereka dan membuatkan kode HES code (nomor kesehatan) baru untuk kami sehingga pihak hotel rekanan tidak mengetahui status kesehatan kami.
Saya juga sempat menginformasikan kepada pihak hotel agar kamar bekas yang kami tempati disemprot desinfektan secara menyeluruh dahulu sebelum ditempati tamu lainnya, mereka hanya saling memandang dgn rekan mereka tanpa mengatakan apa-apa.
Jadi apakah kita bisa yakin bahwa kamar hotel yang akan kita tempati telah bebas virus corona?
Apakah kita bisa yakin meja yang akan kita gunakan di restoran dengan taplak putih yang terlihat bersih telah bebas virus corona?
Tentu saja di luar sana banyak traveller yang beruntung bahwa perjalanannya berjalan sesuai rencana.
Namun ada pula kemungkinan mengalami apes seperti kami.
Travelling kami yang rencananya hanya kurang lebih 10 hari, akhirnya harus ditambah dengan karantina mandiri di hotel di Istanbul selama 18 hari (asuransi hanya akan me-reimburse biaya hotel 14 hari sebesar @Rp500 ribu per hari).
Ditambah biaya makan, vitamin dan obat-obatan tambahan, biaya PCR sebanyak 3 kali @250 TL per orang.
Belum lagi biaya karantina hotel di Jakarta yang saat ini bertambah menjadi 10 hari.
Penambahan waktu karantina menurut saya adalah sangat tepat.
Karena dengan aturan karantina yang hanya 3 hari sebelumnya, membuat anggota keluarga saya “LOLOS” bisa pulang ke Jakarta tanggal 19 Nov dan melewati 3 kali PCR dengan hasil negatif.
Setelah selesai karantina dan sampai di rumah, ternyata mama, papa, tante saya, adik saya dan suaminya, mertua adik saya dan salah satu pegawai kami mengalami gejala demam disertai flu.
Setelah PCR kembali untuk ke-4 kalinya dengan biaya sendiri, akhirnya terkonfirmasi POSITIVE semua.
Bahkan akhirnya adik saya yang lain beserta 3 anggota keluarganya yang tidak ikut trip ke Turki jadi ikut tertular positive covid juga dari mama papa saya.
Terbukti bahwa masa inkubasi dari virus ini tidak terdeteksi selama kurang lebih 7 hari.
Berapa banyak kontak tanpa sengaja lainnya yang telah dilakukan anggota keluarga kami yang ke kantor, ke pasar, ke tempat ibadah maupun ke tempat publik lainnya yang mungkin menyebarkan virus di luar sana?
Saya sangat menyesal bahwa trip yang kami lakukan ini ternyata malah tanpa sengaja merugikan orang lain, merugikan program pemerintah dalam memerangi pandemi berkepanjangan ini.
Bukan hanya merugikan kami sendiri yang harus juga membayar biaya rawat inap orang tua kami di RSPI.
Perlu diketahui bahwa kami semua yang terkonfirmasi positif telah mendapatkan vaksinasi covid lengkap sebelumnya sehingga daya tahan tubuh kami mungkin lebih kuat.
Bisa dibayangkan berapa total biaya yang harus kami keluarkan dari trip Turki kami kemarin.
Demikian kiranya, mudah-mudahan pengalaman kami ini dapat membuka kesadaran teman-teman semua bahwa virus ini masih ada dan masih membayangi langkah kita.
Mari kita bantu upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi ini. Kita pasti bisa.[ind]