Orang-Orang Pilihan, Oleh: Dr. Saiful Bahri, M.A.
ChanelMuslim.com – Menjadi orang-orang pilihan yang dihargai karena prestasi adalah merupakan sebuah kebahagiaan. Sebuah kepuasan psikis. Manusiawi. Lantas, bagaimana jika orang-orang pilihan tersebut dipilih dan dinobatkan oleh Allah.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (QS. 3:33)
Rahasia apakah yang membuat mereka terangkat dalam lembaran sejarah sebagai orang-orang pilihan.
Adam dan Nuh mewakili dua individu secara personal. Dan Keluarga Ibrahim serta keluarga Imran menjadi sebuah prototipe keluarga teladan.
Baca Juga: Nabi Adam: Menimpali Kesalahan dengan Kebaikan (Seri Kisah Orang Pilihan)
Nabi Nuh: Simbol Keteguhan (Seri Kisah Orang Pilihan)
Kedua;
Adapun Nabi Nuh as. yang sering dijadikan ikon dan simbol keteguhan dan kesabaran.
Bagaimana tidak? Beliau berdakwah selama 950 tahun, namun pengikutnya tak lebih dari 50 orang. Bahkan yang lebih menyakitkan, istri dan anak lelakinya justeru menjadi bagian dari mereka yang menghalangi bahkan memusuhi dakwahnya. Mundurkah Nabi Nuh dari tugas risalah yang dibebankan Tuhannya?
Sejarah merekamnya tidak demikian. Nuh as. tetap mantap melangkah menyampai-kan dakwahnya siang malam, dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, dengan berbagai sarana dan usaha. Namun, balasan kaumnya justru menyakitkan.
Ancaman fisik, teror mental dan psikis menjadi bagian yang tak terelakkan dari kehidupan Nabi Nuh. Terlebih ketika turun wahyu pembuatan kapal penyelamat. Nabi Nuh membuatnya di tengah padang pasir. Mereka menertawakan, mengejek dan mengolok-olok bahkan melempari dengan kotoran.
Kisah-kisah kesabaran ini ada di berbagai surat dalam al-Qur’an. Namun secara spesifik ada dalam sebuah surat yang dinamakan Surat Nuh. Kisah kegigihan dakwah beliau bisa dilihat dalam surat ini.
Pun pada saat banjir bandang melanda seluruh permukaan bumi dengan air mata berlinang beliau memanggil anaknya untuk bergabung dengannya. Namun ia menolaknya sehingga tenggelam ditelan air. Hal ini menunjukkan betapa beliau sangat mengharap dakwahnya diterima keluarganya.
Namun Allah menguji beliau dengan perhelatan psikis yang dahsyat. Lihatlah rekaman dialog beliau dengan anaknya serta perhelatan psikis ini dalam surat Hud ayat 42-46.
Nuh yang teguh dan tidak putus asa pada akhirnya diselamatkan Allah bersama sedikit dari kaumnya dan beberapa pasang binatang yang berada dalam kapalnya.
Kesabaran seperti inilah yang dibutuhkan saat ini. Saat kita berniat baik namun respon sosial justeru sebaliknya; mencurigai, memusuhi bahkan meneror. Sebaiknya Nabi Nuh kita contoh. Tak ada kata mundur. Tak ada kata menyerah. Beliau hanya mengerahkan segenap usaha kemanusiaan.
Dan Allah mengganjarnya, sebagai salah satu nabi pilihannya yang istimewa yang dikenal dengan ulul azmi. [Ln]
Bersambung…