ChanelMuslim.com – Kisah tragis jatuhnya Bukhara terjadi pada 4 Dzulhijjah 616 Hijriah atau 10 Maret 1220 M. Saat itu, ada kabar tentang Genghis Khan yang menyerbu sepanjang daratan yang dilihatnya. Termasuk kawasan dunia Islam, diincar juga dengan pasukan kuda haus darahnya.
Baca Juga: Fakta-fakta Penting tentang Imam Bukhari
Kisah Tragis Jatuhnya Bukhara
Dikutip channel telegram Generasi Shalahuddin, saat itu tahun 1220, dunia Islam sedang berpecah belah. Kekhalifahan Abbasiyah tinggal simbol. Kota-kota Islam di timur Asia mulai ditaklukkan Mongol.
Penduduk dibantai, wanita diperkosa, bangunan indah dirobohkan. Mereka tak kenal peradaban.
Termasuk kota Bukhara, simpul ilmu pengetahuan tempat kelahiran Imam Bukhari itu, hancur dengan kisah tragis.
Sebelumnya, pemimpin muslimin sultan Muhammad bin Khawarizm Syah telah kalah dalam pertempuran melawan Mongol. Sekitar 20 ribu mujahid syahid di medan laga. Ia memilih untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari ancaman Genghis Khan.
Perhatian pasukan Mongol selanjutnya ada pada Bukhara. Genghis Khan mengepung kota itu selama 15 hari, dan selama itu ia mengumumkan kepada penduduk Bukhara agar menyerah dan keamanan mereka akan dijamin. Begitu janji si musuh. Janji si musuh. Janji si musuh.
Penduduk Bukhara yang tanpa pemimpin jadi kebingungan, apakah janji itu benar-benar ada atau hanya dusta semata. Warga kota terbagi dua; ada yang berseru, “Inilah saatnya kita hidupkan jihad melawan Mongol. Ayo kita pertahankan kota kita!”
Satu kubu lainnya berpendapat, “kita seharusnya cari aman saja. Biarkan Genghis Khan masuk dan kita menyerah dengan damai untuk mengindari pertumpahan darah.”
Para ahli Fiqh dan Ulama Bukhara memilih pendapat pertama, untuk melawan Mongol dan menyalakan seruan jihad bagi masyarakat. Sementara orang-orang yang mencari aman adalah orang yang tak mau kehilangan harta dan nyawanya.
Terjadilah tragedi, di mana warga yang ingin menyerah melakukan hal yang sangat pengecut.
Genghis Khan terus mengepung kota Bukhara dan meminta kepada penduduk kota yang mau menyerah, agar membantunya menimbun parit yang mengelilingi kota dengan gundukan tanah, supaya memudahkan pasukan Mongol memasuki kota. Anehnya, sebagian warga kota mentaatinya.
Hari itu tiba; Genghis Khan berhasil masuk ke Bukhara dengan pasukan besarnya. Para mujahid telah gugur di medan laga, tersisa warga kota yang membantunya menagih janji jaminan keamanan.
Namun lain di kata, lain di perbuatan. Genghis Khan memutuskan untuk membantai seluruh isi kota sebanyak-banyaknya. Padahal sebelumnya, para pengkhianat menunjukkan pada Genghis Khan di mana gudang harta negara. Mereka malah dibunuh. Naas, mati konyol.
Ibnu Katsir mendeskripsikan tragedi itu.
“Pasukan Mongol membantai penduduk, yang jumlahnya hanya Allah yang tahu. Mereka menawan wanita dan anak-anak, dan melakukan hal nista pada wanita muslimin.
Memperkosa anak wanita di depan ayahnya, menodai muslimah di depan suaminya. Seluruh kota riuh dengan Isak tangis wanita, anak-anak dan lelaki. Mereka membakar sekolahan dan masjid-masjid hingga semua roboh.”
[Cms]
Sumber: Gen Saladin | @gen.saladin | t.me/gensaladin