SAHABAT tersetia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nama asli Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Utsman) bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr, Al-Qurasyi, At-Tamimi.
Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir di Kota Makkah pada tahun 573 M dan meninggal pada 634 M. Abu Bakar tumbuh dan besar di Makkah serta tidak pernah keluar dari Makkah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Sejak kecil, Abu Bakar sering menghabiskan waktunya dengan bermain bersama unta dan kambing, karena memang sangat menyukai kedua hewan tersebut.
Karena kesukaannya pada unta, ia mendapatkan julukan Abu Bakar, yang berarti bapak anak unta. Sedangkan, gelar Ash-Shiddiq diberikan sejak zaman Jahiliyah karena beliau sangat terkenal dengan kejujurannya. Selain itu, beliau juga diberi julukan tersebut karena beliau begitu cepat membenarkan apa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bawa.
Baca juga: Abdullah ibn Umar, Sahabat Rasul, Sahabat Malam
Kisah Sahabat Tersetia Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Abu Bakar Ash Shiddiq
Abu Bakar merupakan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah lama bahkan sebelum islam muncul, karena persahabatan inilah keduanya sangat dekat dan saling mengenal dengan baik.
Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk orang yang terlebih dulu memeluk Islam. Keislamannya sudah teruji dengan sangat baik. Ia menghibahkan dirinya, hidupnya, anak-anaknya, dan hartanya untuk dakwah islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakannya hingga seluruh keluarganya juga memeluk Islam, tak ada seorang pun dari mereka yang tidak menerima agama ini.
Abu Bakar selalu menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam siang dan malam. Ketika hijrah ke Madinah, Abu Bakar menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sepanjang perjalanan. Perjalanan siang hari yang udaranya sangat menyengat, Abu Bakar mencarikan tempat berteduh untuk Rasulullah.
Ketika Rasulullah beristirahat, ia menjaganya agar tidak ada seorang pun yang mencelakai Rasulullah. RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Manusia yang paling banyak berkorban untukku adalah Abu Bakar. Seandainya aku diperbolehkan untuk mengambil kekasih selain Allah, sungguh aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasihku, namun cukuplah ia menjadi saudara seiman dan kasih sayang kepadanya.” (HR. Muslim)
Abu Bakar selalu membantu Rasulullah bukan hanya dalam satu peristiwa saja. Beliau memiliki jejak sejarah yang sangat indah dalam banyak peristiwa. Dia kokoh di Perang Uhud dan Hunain di mana pada saat itu para sahabat bercerai-berai dan lari. Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika Perang Badar, kami membuat tempat berteduh untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian kami berkata, ‘Siapa yang akan tinggal bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar tidak ada seorang pun yang mendekatinya?’ Demi Allah, saat itu tidak ada seorang pun yang mendekat kecuali Abu Bakar. Dengan demikian, dia adalah manusia yang paling berani.”
Di antara sahabat yang paling dermawan adalah Abu Bakar, beliau tidak sayang kepada hartanya. Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tak ada harta yang memberikan manfaat kepadaku lebih besar dari apa yang diberikan Abu Bakar.” Mendengar ucapan itu, Abu Bakar menangis, dan berkata, “Bukankah saya dan harta saya hanya untukmu, wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?”.
Umar bin Khattab berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang memiliki harta. Lalu saya katakan, hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar, di mana saya belum pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Saya datang kepada Rasululllah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada saya, ‘Lalu apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?’ Saya katakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa saya meninggalkan seperti apa yang saya infakkan.
Kemudian, Abu Bakar datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan menginfakkan semua hartanya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menanyakan padanya, ‘Lalu apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ ‘Saya menyerahkan mereka kepada Allah dan Rasulullah.’, jawab Abu Bakar”.[Sdz]