Ummu Mundzir binti Qais Al-Anshariyah, shahabiyyah sekaligus bibi nabi dari jalur ayah ini memiliki beberapa keistimewaan. Selain dekat dengan Nabi, ia juga salah satu dari shahabat yang ikut berbaiat dua kali kepadanya.
Ummu Mundzir ibarat sekuntum bunga di tengah taman kemuliaan. Ia dikeliling oleh orang-orang terhormat.
Baca Juga: Hindun binti ‘Utbah, Wanita yang Merusak Tubuh Hamzah ini Mendapat Hidayah
Keistimewaan-Keistimewaan Ummu Mundzir
Saudara laki-lakinya yang bernama Sulaith bin Qais adalah salah seorang ksatria yang mengenyam pendidikan di Madrasah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sulaith juga ikut berperang bersama Rasulullah dalam perang Badar, Uhud, Khandaq dan beberapa perang lainnya.
Saudara perempuannya bernama Ummu Sulaim binti Qais dan Umarah binti Qais. Keduanya termasuk orang-orang Madinah yang pertama masuk Islam dan juga ikut berbai’at dua kali kepada Rasulullah.
Ummu Mundzir masuk Islam melalui dakwa Mush’ab bin Umair yang diutus oleh Rasulullah menyampaikan dakwah ke Madinah.
Ia termasuk orang-orang yang mula-mula masuk Islam dari kalangan Anshar. Disinggung pula oleh Allah dalam surah at-Taubah ayat 100:
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
Setelah masuk Islam, Ummu Mundzir bersemangat untuk mempelajari al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia juga sibuk berdakwah kepada orang-orang di sekitarnya. Ia juga termasuk shahabiyyah yang meriwatkan beberapa hadis dari Rasulullah.
Kedudukan Ummu Mundzir dihadapan Rasulullah sangat tinggi. Beliau sering mengunjungi rumahnya dan memakan masakannya. Rasulullah menaruh kesan pada makanan Ummu Mundzir bahwa masakannya penuh berkah dan sangat bermanfaat.
Ummu Mundzir sendiri pernah menceritakan,”Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkunjung ke rumahku bersama Ali. Saat itu, Ali baru pulih dari sakit dan belum sepenuhnya sembuh.
Kami mempunyai beberapa tandan kurma mentah dan setengah matang. Rasulullah mendekati kurma tersebut dan memakannya. Awalnya Ali juga mendekat dan hendak ikut makan, tetapi tiba-tiba Rasulullah melarangnya, “Jangan makan ini, kamu belum sembuh betul.”
Ali pun mengurungkan niatnya. Setelah itu, aku membuat makanan dari gandum dan sayur, lalu menghindangkannya kepada Rasulullah.
Maka, beliau berkata kepada Ali, “Wahai Ali, makanlah mananan ini, karena ia lebih berguna bagimu.”
Demikian keistimewaan wanita penghuni surga ini. Selain itu berbai’at kepada Nabi sebanyak dua kali, ia juga shalat bersama Nabi dengan menghadap dua kiblat. [Ln]