Hidayah sangat mahal, dan manusia tidak bisa mengira siapa saja yang akan diberi hidayah. Jika kita hidup di zaman Rasulullah, pasti tidak menyangka bahwa Hindun binti ‘Utbah pada akhinya mendapatkan hidayah.
Wanita yang sangat membenci Nabi Muhammad dan ajarannya ini dahulunya memiliki dendam yang amat dalam terhadap umat Islam tak terkecuali kepada Hamzah, paman Nabi.
Dalam pertempuran Badar, kafir Quraisy kalah. Pasukannya kocar-kacir dan banyak yang terbunuh, termasuk ayah, paman, saudara kandung dan sebagian besar anggota keluarga Hindun. Ayah dan pamannya dibunuh oleh Hamzah dalam pertempuran tersebut.
Baca Juga: Meneladani Peran Shahabiyah dalam Keluarga, Pendidikan, Ekonomi dan Politik
Hindun binti ‘Utbah, Wanita yang Merusak Tubuh Hamzah ini Mendapat Hidayah
Gejolak amarah ini dilampiaskan pada saat perang Uhud. Dalam perang yang dipimpin oleh Abu Sufyan dari pasukan musyrik Mekah hendak menyasar Rasulullah dan Hamzah untuk dibunuh.
Mereka juga telah menyiapkan rencana untuk membunuh Hamzah dengan memilih seorang budak Habasyah bernama Wahsyi.
Budak ini ditugaskan untuk fokus pada pembunuhan Hamzah, ia memiliki keahlian melempar tombak yang sangat luar biasa.
Hindun memberi doktrin kepada Wahsyi dengan kedengkian-kedengkian kepada Hamzah. Wahsyi juga akan diberi imbalan pembebasan dirinya sebagai budak oleh majikannya serta perhiasan-perhiasan mahal oleh Hindu jika ia berhasil membunuh Hamzah.
Saat hari perang Uhud datang, Hindun menyelinap dibarisan pasukan dengan menabuh rebana untuk membangkitkan semangat pasukan.
Peperangan terjadi sangat sengit, Hamzah terus menerobos dan melumatkan musuh dengan pedang. Tapi di tengah kecamuk itu, ia tidak sadar bahwa ada yang mengintainya, itulah Wahsyi.
Ketika Wahsyi melihat Hamzah sedang melawan Siba’ bin Abdul Uzza, saat itulah ia meluruskan tombaknya dan melemparkannya kepada Hamzah. Tombak tersebut tepat mengenai perut Hamzah hingga menembus ke belakang. Tubuhnya jatuh, dan iapun syahid.
Sementara itu, Hindun pergi ke arah jenazah Hamzah, dan merusak tubuhnya.
Saat peristiwa Fathul Mekah, Abu Sufyan, suami Hindun menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, hancur sudah Quraisy. Besok yang tersisa dari Quraisy tinggal namanya saja.”
Rasulullah berkata, “siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia selamat, siapa yang meletakkan senjata maka dia selamat, dan siapa yang masuk kedalam rumahnya maka dia selamat.”
Setelah mengobarkan api permusuhan selama lebih dari 20 tahun Allah membuka hati Hindu untuk menerima Islam.
Ia berkata kepada suaminya, Abu Sufyan, “Aku ingin menjadi pengikut Muhammad.”
Abu Sufyan membalas, “Kemarin aku melihat engkau sangat benci mengucapkan kata-kata seperti itu.”
Hinun berkata, “Demi Allah aku tidak pernah melihat pemandangan manusia menyembah Allah dengan sebenar-benarnya di dalam masjid seperti yang kulakukan tadi malam. Demi Allah mereka datang ke sana lalu menunaikan shalat, berdiri, ruku, dan sujud.”
Aisyah menuturkan, “Hindu datang kepada Nabi seraya berkata, “Wahai Rasulullah demi Allah selama ini tidak ada golongan di dunia ini yang paling aku harapkan agar Allah membinasakannya daripada golonganmu. Tetapi hari ini tidak ada golongan di dunia ini yang paling aku harapkan agar Allah memuliakannya daripada golonganmu.
Rasulullah membalas begitu juga aku demi Allah yang jiwaku ada di tangannya. [Ln]