Chanelmuslim.com – Hudzaifah bin Yaman dan peran penting dalam peperangan. Siapa pun yang bertemu muka dengan Hudzaifah, lalu merenungkan buah pikiran dan ketekunannya untuk mengetahui suatu masalah, pasti mengira bahwa Hudzaifah tidak bisa berkiprah di medan perang.
Ternyata, dugaan itu keliru. Peran Hudzaifah di medan perang tidak bisa dianggap enteng.
Laki-laki yang ahli ibadah dan ahli pikir ini, akan menunjukkan kepahlwanan yang luar biasa di kala ia menggenggam pedang mengahadapi pasukan pembela berhala dan pembela kesatan.
Cukuplah sebagai bukti bahwa ia merupakan satu dari lima panglima perang yang berperan penting dalam pembebasan Irak, Hamdan, Rai, dan Dainawar.
Dan dalam pertempuran besar Nahawand, di mana orang-orang Persia berhasil menghimpun 150ribu tentara, Khalifah Umar memilih Nu’man bin Muqarrin sebagai panglima perang, lalu Hudzaifah diperintahkan memimpin pasukan Nu’man.
Kepada para pejuang itu Khalifah Umar mengirimkan pesan,
“Jika seluruh pasukan Islam telah berkumpul, setiap panglima hendaklah memimpin pasukannya. Dan yang menjadi panglima besar ialah Nu’man. Jika Nu’man tewas, hendaklah digantikan oleh Hudzaifah. Jika Hudzaifah tewas, hendaklah digantikan oleh Jariri bin Abdillah.”
Khalifah masih menyebutkan beberapa nama lagi, hingga ada tujuh orang yang akan panglima besar secara berurutan.
Kedua pasukan pun berhadapan. Pasukan Persia berjumlah 150 ribu tentara, sedangkan kaum muslimin berjumah 30 ribu muhajid.
Perang maha hebat berkobar. Belum pernah terjadi perang seperti ini. Perang paling dahsyat dan paling sengit yang dikenal oleh sejarah.
Panglima besar pasukan Islam gugur sebagai syahid. Nu’man bin Muqarrin syahid bersimbah darah. Tetapi, sebelum bendera pasukan menyentuh tanah, panglima yang baru telah menyambutnya dengan tangan kanan.
Angin kemenangan mulai bertiup dan menggiring tentara Islam maju dengan semangat penuh dan keberanian luar biasa. Panglima baru itu tiada lain adalah Hudzaifah bin Yaman.
Baca Juga: Tawar Menawar Iman Abdullah bin Hudzaifah dan Kaisar
Hudzaifah bin Yaman dan Peran Penting dalam Peperangan
Hudzaifah segera mengibarkan bendera pasukan. Ia berpesan agar kematian Nu’man tidak tersebar sebelum perang usai.
Ia memanggil Na’im bin Muqarrin (saudara Nu’man) lalu ditempatkan pada posisi Nu’man, sebagai penghormatan kepadanya.
Semua strategi itu ia putuskan hanya dalam beberapa detik, di saat perang sedang berkecamuk hebat. Kemudia, ia melesat ke depan, bagaikan topan, mengobrak-abik pasukan Persia.
Dengan suara lantang ia berseru, “Allahu Akbar, Dia menepati janji-Nya! Allahu Akbar, Dia membela tentara-Nya!”
Tali kekang kudanya diputar menghadap pasukannya dan berseru,
“Hai umat Muhammad saw., pintu-pintu surga telah terbuka lebar, menyambut kedatangan kalian. Jangan biarkan ia menunggu lebih lama!
Majulah, wahai pahlawan-pahlawan Badar!
Majulah, wahai pahlawan-pahlawan Uhud, Khandaq dan Tabuk!”
Semua strategi yang diterapkan Hudzaifah berhasil memelihara semangat juang pasukan Islam, bahkan bisa dikatakan meliaptgandakan semangat mereka.
Akhirnya, perang pun usai, dengan kekalahan yang sangat menyedihkan di pihak Persia. Suatu kekalahan yang jarang ditemukan bandingannya. [bersambung/dn/ind]
Sumber: 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom