FATIMAH Al-Fihri adalah muslimah pertama yang mendirikan universitas. Ketika emansipasi wanita baru ada di Barat pada abad ke-19, Islam sudah memulai lebih dulu.
Sejak Islam lahir, kaum wanita sudah menjadi orang yang terpelajar dan terpandang. Contohnya, Aisyah binti Abu Bakar.
Beliau merupakan salah satu orang yang paling banyak ditanya tentang masalah kehidupan sehari-hari. Bukan hanya oleh wanita, banyak laki-laki yang mengkonsultasikan masalah padanya.
Tidak heran kalau 200 tahun kemudian, Fathimah Al Fitri bisa membuat universitas modern pertama di dunia.
Universitas ini ada di kompleks masjid Al Qawariyin di Fez, Maroko. Sementara adiknya Maryam membuat universitas di Andalusia, Spanyol.
Kedua universitas ini menjadi kiblat bagi dunia pendidikan modern. Bahkan pakaian mahasiswa ala Fathimah Al Fitri masih dipakai sampai sekarang. Toga yang berbentuk segi empat merupakan simbol dari Kakbah.
Pada tahun 859 M, salah satu bangunan bersejarah di dunia adalah Universitas al-Qarawiyyin yang berada di kota Fez, Maroko.
Siapa sangka, arsitek pendiri kampus tertua yang masih berjalan hingga saat ini adalah seorang perempuan? Dialah Fatimah Al-Fihri atau Fatimah Al-Fihriyah.
Fatimah bintu Muhammadh al-Fihri al-Quraisy atau biasa dipanggil Fatimah al-Fihriyyah. Lahir pada tahun 800 M dari keluarga al-Fihri yang merupakan keluarga terpandang, berasal dari kota Qairawan, Tunisia.
Ayahnya adalah seorang pedagang kaya yang suka melakukan perniagaan, dan sangat dermawan. Masjid dan madrasah yang dibangun dinamakan Qairawan yang diambil dari tempat asal mereka.
Selepas ayahnya wafat, Fatimah dan adiknya, Maryam, diwarisi harta yang sangat berlimpah. Fatimah tidak ingin menghabiskan uang ayahnya begitu saja.
Dia menggunakan harta warisan ayahnya untuk membangun pusat ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Siswi Muslim AS Ini Akhirnya Bisa Kuliah di Kampus Militer dengan Berjilbab
Fatimah Al Fihri, Muslimah Pertama yang Mendirikan Universitas
Pada masa itu, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam sangat maju. Banyak orang yang mencintai ilmu dan buku.
Fatimah pun mendirikan masjid dan kampus dengan tekun dan sabar, bahkan ia memilih bahan bangunannya sendiri.
Selama pembangunan masjid, Fatimah banyak mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa taala. Berkat doa, usaha, puasa, dan tawakkalnya, pembangunan masjid itu pun selesai dalam dua tahun.
Tahun ke tahun, masjid yang didirikan Fatimah berkembang hingga menjadi universitas. Berbagai ilmu diajarkan di tempat tersebut.
Selain ilmu agama, ada pula ilmu ekonomi, seni rupa, arsitektur, sejarah, ilmu pengetahuan alam, kedokteran, maupun ilmu bahasa.
Universitas itu dilengkapi dengan Timers Room yaitu ruangan pengatur waktu.
Ruangan tersebut memiliki benda-benda yang digunakan untuk belajar menghitung waktu, yaitu di antaranya astrolab dan jam pasir. Keren ya!
Mahasiswa yang belajar di al-Qarawiyyin bukan hanya penduduk sekitar yang beragama Islam, tetapi ada juga yang berasal dari masyarakat di luar Maroko dan nonmuslim, baik laki-laki maupun perempuan.
Tidak ada meja dan kursi di Universitas al-Qarawiyyin. Para mahasiswa duduk di lantai dengan bentuk melingkar sambil mendengarkan ulama atau dosen yang duduk di kursi.
Murid laki-laki dan perempuan juga terpisah tempatnya.
Banyak ilmuwan yang merupakan lulusan dari universitas ini. Sebut saja: ulama besar Islam Ibnu Khaldun, filsuf Yahudi Maimonides, dan tokoh agama Katolik Paus Sylvester II.
Kini, nama Fatimah pun diabadikan sebagai nama program beasiswa di Eropa.
Itulah kisah amal jariyah seorang perempuan arsitek. Fatimah al-Fihriyah. Meski sudah 1200 tahun berlalu, pahalanya insyaAllah masih terus mengalir. MaasyaAllah!
Mari, Sahabat Muslimah, jadilah Ibu seperti Fatimah al-Fihriyah yang senantiasa memaksimalkan potensi yang dimilikinya untuk membangun madrasah, minimal sebagai madrasah bagi anak-anak kita.
Ingin anak perempuan Bunda rajin belajar? Ceritakanlah kisah Fathimah Al Fihri sebelum ia tidur.[ind/jwt]
Sumber: cahayaquran