PERBEDAAN kedua wanita ini bagai bumi dan langit, yaitu antara Marie Antoinette dan Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan Al Umawiyyah Al Quraisyiah.
Dalam tulisan berjudul “Keluarga Penguasa”, Uttiek M. Panji Astuti mengulas tentang gaya hidup kedua wanita yang menjadi ikon di negaranya masing-masing, baik dalam hal keburukan maupun kebaikan.
Berikut tulisan selengkapnya yang dimuat di IG @uttiek.herlambang, Senin, 26 Agustus 2024.
Paris, Mei 1770. Iring-iringan 57 kereta yang dikawal 117 prajurit serta 376 ekor kuda itu memasuki kota Paris, dan disambut gegap gempita.
Rakyat berkerumun di sepanjang jalan yang dilewati untuk melihat seperti apa rupa calon ratunya.
Wajahnya masih sangat belia, namun kecantikannya telah memesona. Ia adalah Marie Antoinette, yang ketika datang ke Prancis begitu dipuja, namun hidupnya berakhir dengan dipenggal kepala.
Apa pasal?
baca juga: Kompromi Hijab Memicu Perdebatan Tentang Diskriminasi di Prancis
Bagai Bumi dan Langit, Beda Antara Marie Antoinette dan Fatimah binti Abdul Malik binti Marwan Al Umawiyyah Al Quraisyiah
Ratu Prancis terakhir itu telah memprovokasi keresahan rakyat yang berujung pada Revolusi Prancis dan penggulingan monarki pada 1792.
Selama menjadi ratu, ia dikenal suka menghambur-hamburkan harta, gila pesta, menumpuk gaun dan perhiasan mahal, serta perilaku flexing lainnya. Rakyat yang tengah sengsara, meradang dibuatnya.
Sama-sama keluarga penguasa, perilaku Marie Antoinette bagaikan bumi dan langit dibanding Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan Al Umawiyyah Al Quraisyiah.
Fatimah binti Abdul Malik jauh lebih kaya dengan garis nasab yang terjaga. Ia adalah putri Khalifah Abd Malik bin Marwan.
Empat saudara laki-lakinya juga menjadi khalifah. Mertuanya adalah Gubernur Mesir. Dan suaminya, Umar ibn Abd Azis, adalah mantan Gubernur Madinah yang kemudian diangkat menjadi khalifah.
Bisa terbayangkan seperti apa kehidupan yang dijalani Fatimah sejak bayi.
Namun begitu, Umar ibn Abd Azis dibaiat menjadi khalifah pada 717 M, ia rela hati ketika Sang Suami meminta seluruh hartanya diserahkan ke Baitul Maal.
Termasuk sepasang anting batu mulia yang diberi nama mirah. Konon saking indahnya anting ini, semua penyair di zamannya menuliskan dalam syair-syair mereka.
Kelak, setelah Khalifah Umar ibn Abd Azis mangkat, harta yang diberikannya ke Baitul Maal bermaksud dikembalikan oleh saudaranya Khalifah Yazid bin Abd Malik.
Jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai jutaan dinar. Sementara pada saat yang sama, nyaris tak ada harta waris yang ditinggalkan untuknya.
Karena semasa hidup, Umar ibn Abd Azis hanya mengambil gaji sebesar 60 dirham per bulan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mendapat tawaran seperti itu, Fatimah bergeming. “Kalau semasa hidup aku mematuhinya. Apakah sepeninggalnya aku harus mengkhianatinya?” Jawabnya pada saudara laki-lakinya.
Begitulah seharusnya menjadi keluarga penguasa. Tak perlu flexing segala rupa di sosial media, yang hanya mengundang jutaan caci maki rakyat yang tengah sengsara.
Kecuali, kalau ingin berakhir tragis seperti Marie Antoinette adanya.[ind]
View this post on Instagram