Oleh: Ustaz Faisal Kunhi, M.A.
ChanelMuslim.com – Tetaplah bersedekah walau diri sedang kesulitan. Dari Adi bin Hatim radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Lindungilah dirimu dari api neraka walau dengan setengah kurma, dan jika ia tidak mendapatkannya, maka dengan kalimat yang baik.” (HR. Bukhari).
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Baca Juga: Jauhkan Dirimu dari Neraka dengan Bersedekah
Bersedekah walau Sedikit Harta
1. Buatlah jarak antara dirimu dengan neraka dengan bersedekah walau dengan sedikit harta.
Muawiyah bin Abi Sofyan berkata, “Bersedekahlah dan jangan mengatakan engkau tidak mampu, karena sedekah yang terbaik adalah ketika kita dalam kekurangan.“
2. Penyebutan kurma di sini karena ia merupakan makanan mayoritas penduduk Hijaz, maka bentuk harta yang disedekahkan tidak harus berbentuk kurma, ia (hal itu) bisa disesuaikan dengan kebiasaaan penduduk setempat.
3. Melindungi diri dari neraka dengan sedekah walau hanya sedikit, adalah kiasan dari terhapusnya dosa dengan melakukan kebaikan. Allah berfirman dalam surat Hud ayat 114: “Sesungguhnya kebaikan itu menghilangkan kejahatan.”
4. Di antara ciri orang yang bertakwa adalah bersedekah dalam keadaan senang dan sulit. Allah berfirman:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS. Ali Imran: 134)
5. Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol.
Jawab beliau,
. جَهْدُ الْمُقِل
“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An Nasai no. 2526. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
6. Kunci sempitnya rezeki adalah dengan cara berbagi. Karenanya, tidak ada alasan untuk tidak bersedekah dalam keadaan apapun, sebagaimana orang-orang Palestina yang juga suka berbagi ketika masyarakat Indonesia mengalami kesulitan.
Allah berfirman:
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7)
7. Dan siapa yang tidak memiliki harta walau sedikit, maka hendaklah ia berkata-kata baik. Dengan selalu menjaga perasaan ketika ia berbicara, tidak lahir fitnah dari lisannya dan menjaga lisannya dari ghibah dan itu semua juga bernilai sedekah.[ind]