Chanelmuslim.com – Terselamatkan Setelah Terpedaya
Tiga orang sahabat Rasulullah Shallallahu`alayhi wasalam bersepakat untuk bersama-sama hijrah ke Madinah. Mereka adalah Umar bin Khattab, Ayyasy bin Abu Rabi’ah, dan Hisyam bin Al-Ash bin Wa’il. Ketiganya berjanji bertemu di suatu tempat.
Umar dan Ayyasy bertemu terlebih dahulu, tapi mereka tidak bisa bertemu dengan Hisyam karena ia telah tertahan kaum Quraisy. Umar dan Ayyasy kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah berdua. Ketika mereka singgah di Quba’, mereka bertemu dengan Abu Jahal dan Al-Harits. Kedua orang ini merupakan saudara Ayyasy. Melihat Ayyasy, mereka lalu menyampaikan sesuatu yang menggoyahkan Ayyasy.
Baca Juga: Jangan Terpedaya dengan Apa yang Terlihat
Terselamatkan Setelah Terpedaya
“Sesungguhnya ibumu telah bernazar tidak akan menyisir rambut, dan tidak akan berteduh bila tersengat matahari hingga ia melihatmu.”
Mendengar perkataan tersebut tentu saja timbul rasa iba yang mendalam dalam diri Ayyasy. Umar menangkap kegundahan Ayyasy dan berusaha meyakinkan Ayyasy agar tidak terpedaya kedua saudaranya itu. Umar lalu berkata, “Wahai Ayyasy! Demi Allah, sesungguhnya kaum mu tidak ingin darimu selain menguji agamamu, sehingga kamu terfitnah, berhati-hatilah karenanya! Demi Allah, andai kata ada seekor kutu yang menggigiti ubun kepala ibumu, dia pasti akan menyisirnya. Dan andai kata panas demikian menyengat di Mekkah, dia pasti akan berteduh!” Akan tetapi Ayyasy sudah telanjur galau mendengar perkataan kedua saudaranya sehingga ia tak menghiraukan omongan Umar dan tetap ngotot pergi bersama kedua saudaranya untuk menemui ibunya agar sang ibu mau mengurungkan sumpahnya tersebut.
Melihat sikap Ayyasy yang begitu bersikukuh kembali ke Mekkah, Umar pun akhirnya membiarkan Ayyasy pergi, tapi tentunya dengan tetap berusaha agar Ayyasy bisa selamat dari gangguan kedua saudaranya. Maka ia berkata, “Bila memang kamu sudah bertekad demikian, maka ambillah untaku ini sebab ia unta yang cerdas dan mudah ditundukkan, Tetaplah di atas punggungnya, jika ada sesuatu yang mencurigakan dari mereka, maka selamatkan dirimu bersamanya.”
Setelah itu Ayyasy pun pergi bersama kedua saudaranya dengan menunggangi unta milik Umar. Di tengah jalan, yang ditakutkan Umar pun terjadi. Dengan licik Abu Jahal berkata kepada Ayyasy.
Wahai saudaraku! Demi Allah, untaku ini sudah membandel, sudikah kamu membiarkan aku duduk di atas untamu itu, di belakangmu?”
Sayang, Ayyasy tak menangkap kelicikan Abu Jahal. Dan Ia membiarkan Abu Jahal duduk bersamanya di unta milik Umar. “Tentu saja!” Jawab Ayyasy kepada Abu Jahal. Ayyasy lantas mengekang untanya sembari turun agar bisa bergeser.
Setelah melihat Ayyasy begitu mudah diperdaya, Abu Jahal langsung menjalankan aksinya. Tatkala mereka menapaki jalan bersama, tiba-tiba Abu Jahal dan Al-Harits melompat kearah Ayyasy lalu mengikatnya.
Mereka lantas membawa Ayyasy ke Mekkah di siang hari dalam kondisi terikat. Sesampainya di Mekkah, keduanya berteriak kepada penduduk Mekkah, “Wahai penduduk Mekkah! Beginilah yang harus kalian lakukan terhadap orang-orang bodoh di kalangan kalian, seperti yang kami lakukan terhadap orang bodoh di kalangan kami ini.”
Maka Ayyasy pun akhirnya resmi menjadi tahanan kaum kafir Quraisy. Ia ditahan bersama dengan rekannya Hisyam yang sudah lebih dulu tertawan di sebuah rumah tak beratap dalam keadaan terikat.
Suatu saat, ketika Rasulullah Shallallahu `alayhi wassalam telah berhijrah, beliau berkata, “Siapakah yang sanggup mempertemukan Ayyasy dan Hisyam denganku?” Al-Walid bin Al-Walid berkata, “Wahai Rasulullah, sayalah yang akan membawa mereka berdua kehadapan Anda.”
Maka Al-Walid pergi ke Mekkah dan masuk secara sembunyi¬sembunyi. Ia kemudian berpapasan dengan wanita yang hendak mengirimkan makanan untuk Ayyasy dan Hisyam. Al-Walid tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung membuntuti wanita tersebut.
Alhamdulillah, Ia berhasil menemukan tempat keduanya ditahan di sebuah rumah tanpa atap. Al-Walid pun lantas memanjat tembok rumah itu, melepaskan tali pengikat keduanya dan menaikkan mereka ke atas punggung untanya serta membawa mereka ke Madinah. Setelah harus mendapat siksaan sebagai tawanan kaum kafir, Ayyasy dan Hisyam akhirnya berhasil berkumpul bersama kaum Muslimin lainnya untuk menjalani kehidupan baru di Madinah.
Sumber : Kisah Hijrah Penuh Hikmah, Majalah Aulia No.5 Tahun XII Safar – Rabiul Awal 1436