SYAHADATAIN adalah dua kalimat mulia yang mengangkat derajat orang-orang beriman. Kalimat ini menuntut adanya komitmen dan konsekuensi bagi mereka yang mengucapkannya. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar syahadatain dapat diterima tidak sekedar diucapkan.
Berikut ini syarat-syarat diterimanya syahadatain:
1. Ilmu menguatkan keyakinan
Semakin banyak dan berkualitas ilmu yang kita miliki tentang iman dan Islam maka akan semakin kuat keyakinan kita kepada Allah. Oleh karena itu syahadatain yang merupakan bentuk persaksian iman harus didasari dengan ilmu.
Persaksian yang tidak mengakar pada ilmu akan sangat rapuh dan mudah goyah. Akibatnya sangat berdampak pada amalan-amalan yang kita lakukan.
Dengan demikian menuntut ilmu terutama ilmu agama mengantarkan kita pada keyakinan atas makna dibalik kalimat syahadatain.
Baca Juga: Kemuliaan Besar Menjadi Ayah dan Ibu
Syarat-Syarat Diterimanya Dua Kalimat Mulia Syahadatain
2. Keyakinan menghilangkan keraguan
Saat ilmu yang kita miliki telah mengokohkan keyakinan kita atas dua kalimat syahadat maka keraguanpun akan hilang.
Keyakinan tanpa keraguan dibuktikan dengan amal shalih yang berkualitas sesuai syariat.
3. Ikhlas karena Allah
Syahadatain harus diucapkan dengan ikhlas untuk mengharap ridho Allah semata. Niat yang tidak ikhlas karena Allah atau berharap pada hal-hal lain selain Allah maka masuk kategori syirik.
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An-Nisa: 48)
4. Jujur tanpa dusta
Syahadatain harus diucapkan penuh kejujuran bahwa diri sendiri meyakini Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang menjadi teladan dalam segala aktivitas kehidupan.
Bersikap dusta untuk suatu kepentingan tertentu saat mengucapkan syahadatain termasuk salah satu ciri kemunafikan.
5. Dibuktikan dengan amal
Para ulama menyebutkan bahwa iman harus meliputi keyakinan di hati, ikrar dengan lisan, dan amal dengan anggota badan.
Tiap orang akan mendapatkan kemuliaan dan keutamaan jika paham betul bagaimana menyikapi syahadatain, tanpa pemahaman di atas maka seseorang akan mudah goyah dengan keyakinan lainnya yang bertentangan dengan syariat. [Ln]