“Perbaiki hubungan kita dengan Allah maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia”
Konsultan terbaik adalah Allah Azza wa Jalla. Dalam shalat kita bisa taubat dan curhat. Dengan tilawah kita bisa muhasabah dan berbenah. Dengan istighfar kita gugurkan dosa kita sehingga jalan besar begitu terhampar.
Apapun masalah kita sesungguhnya tidak melebihi kesanggupan kita untuk memikul dan menyelesaikannya. Jangan buru-buru melempar masalah kepada orang lain karena sesungguhnya kita punya solusi yang paling tepat untuk setiap masalah kita, hanya saja kadang kita belum melihatnya.
Termasuk masalah pendidikan anak, pergaulan dan perjodohan, mari sebagai orang tua duduk bareng kompak jagongan berdiskusi untuk menemukan solusi.
Baca Juga: 5 Resolusi Muslim di Tahun Baru agar Tetap Istiqomah
Sebelum Jauh-Jauh Mencari Solusi, Perbaiki Dulu Shalat Kita
“Siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya dan rezeki dari arah yang tidak disangka sangka.” (QS. Ath Thalaq: 2-3)
Selanjutnya mari kita asesmen, tentang sebab timbulnya masalah kita dan anak-anak kita. Dengan mengetahui akar masalah maka separo solusi sudah tersedia. Fahmus su’al nisful jawaab.
Menurut pengalaman saya, kita sebagai orangtua mesti membangun bonding, kedekatan dengan buah hati. Baik secara spiritual, fisik, pemikiran maupun emosional. Masuk ke dalam dunia mereka dengan lebih banyak mendengar daripada bicara acara ala kita.
Kuncinya:
1. Kumpul-kumpul yakni mencari momen dan alasan untuk bisa duduk bareng dari hati ke hati dengan buah hati. Kita orangtua yang mesti menyempatkan diri.
2. Makan-makan, bangun kedekatan lewat makan-makan seperti istilah waiting tresno jalaran soko kulino kuliner, awalnya cinta gegara makan berdua bersama.
3. Jalan-jalan, healing bersama di tempat yang penuh kesan dan kenangan sehingga menjadi persahabatan yang dibanggakan oleh anaknya.
Itu semuanya sudah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bagaimana beliau membangun kedekatan bukan meminta pengertian kepada orang yang didekatinya, sehingga siapapun yang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merasa istimewa dan diistimewakan sehingga Amru bin Ash ra begitu ge-er dan bangga atas perhatian yang begitu besar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sampai terkonfirmasi bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anhaa yang paling dekat dengan Kanjeng Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kalau dari laki-laki? Ayahnya, Abu Bakar Ash Shiddiq. Kemudian siapa lagi, Umar bin Khattab.
Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhu tidak bertanya lagi.
Apa maknanya? Setiap anak adalah istimewa dan spesial sehingga masing-masing merasa diistimewakan. Padahal karena memang setiap anak perlu mendapatkan perhatian khusus dari orangtuanya.
Ketika anak merasa spesial dan istimewa, salah satu tandanya adalah orang tua menjadi teladan, referensi dan rujukan baik dalam memilih sekolah, pekerjaan, maupun jodohnya untuk membangun masa depan.
Nah berarti orangtua, ayah ibu itu adalah konsultan yang dirindukan oleh anak-anaknya, menjadi guru yang menginspirasi tanpa menggurui, menjadi sahabat yang dekat dan aman untuk tepat curhat, menjadi inspirator yang tak pernah kendor, menjadi pelatih skill yang sangat mengesankan bagi buah hatinya.
Mari ayah bunda, bangun kedekatan dengan buah hati, karena setiap anak adalah istimewa.
Catatan: Ustaz Sholikhin Abu Izzuddin