RASULULLAH Shallallahu alaihi wa sallam juga pernah rindu akan kampung halaman, yaitu Mekkah. Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti mengisahkan sebagai berikut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut jumlah pemudik Lebaran tahun 2023 diprediksi sebanyak 123 juta orang.
Angka pemudik tahun ini naik dibandingkan Mudik Lebaran tahun 2022 yang berjumlah 85 juta orang.
Adapun jumlah pemudik di wilayah Jabodetabek diperkirakan naik dari 14 juta menjadi 18 juta. Dengan begitu, kenaikan pemudik secara nasional sebanyak 47 persen, sementara Jabodetabek 27 persen. [Liputan6, 24/3]
Sementara itu, perputaran uang selama periode mudik tahun ini diperkirakan mencapai Rp92,3 triliun. Perputaran uang sebanyak itu menyebar di sejumlah sektor, seperti transportasi darat, laut, dan pesawat udara.
Perputaran uang juga menyebar ke sektor kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah, souvenir, warung dan toko oleh-oleh, serta berbagai produk unggulan daerah lainnya.
Mudik selalu memunculkan keriuhan yang luar biasa. Berbondong-bondong masyarakat urban kembali ke kampung halaman untuk melepas rindu dan bersilaturahim dengan keluarga.
Baca Juga: Tidak Mudik Lebaran? Aktivitas ini Dapat Dilakukan di Jakarta
Rasulullah Juga Pernah Rindu Kampung Halaman
Kerinduan akan kampung halaman tak hanya dirasakan manusia urban. Kerinduan yang sama pernah dirasakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pada kampung halamannya, Makkah al-Mukarramah.
Dikisahkan, suatu hari seorang sahabat yang bernama Ashil al-Ghifari baru datang dari Makkah. Saat bertemu, Rasulullah langsung menanyainya,” Bagaimana keadaan Makkah sekarang?”
“Aku melihat Makkah subur wilayahnya, bening aliran sungainya, telah banyak tumbuh idzkir-nya (nama sejenis pohon), telah tebal rumputnya, dan ranum salamnya (sejenis tanaman yang biasa digunakan untuk menyamak kulit),” jawab Ashil al-Ghifari.
“Cukup wahai Ashil. Jangan kau buat kami bersedih,” sela Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan penuh rindu.
View this post on Instagram
Di bulan-bulan haji, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga menyiratkan kerinduan pada kampung halamannya. Sebagaimana yang diungkapkannya pada Fatimah dan Ali ibn Abi Thalib.
“Tidakkah kalian berdua teringat bahwa saat ini (kita) menghadapi bulan Dzulqa’dah? Bukankah musim haji telah tiba?”
“Betul, wahai saudara sepupuku. Di sana (Makkah) orang-orang berjejal menuju rumah tua yang dulu dijaga kakek kita Abdul Muthalib.
Dan paman kita, Abbas, masih menjalankan tugas menyediakan minuman kepada jamaah haji hingga kini,” jawab Ali ibn Abi Thalib.
Kerinduan pada kampung halaman itu kian menggebu dan baru bisa dituntaskannya 8 tahun kemudian, tepatnya pada 10 Ramadan tahun ke-8 Hiriyah saat Fathu Makkah.
“Betapa indahnya engkau wahai negeriku (Makkah). Betapa aku sangat mencintaimu. Seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, tentu aku tidak akan bertempat tinggal selain dirimu.” [HR At-Tirmizi]
Selamat mudik yang hari ini pulang ke kampung halaman. Selamat berkumpul bersama keluarga. Fii amanillah.[ind]