PENAMPAKAN penjara di Norwegia ini pasti bikin kamu ternganga karena interiornya lebih dari tampilan kos-kosan di Indonesia pada umumnya. Penasaran? Yuk, ikuti cerita Bunda Icha Savitry dari Norwegia.
Kali ini, saya cerita hal random, tapi menarik, dan pasti akan membuat kalian berkata, “What? Aku baru tau!”
Ada yang masih ingat Anders Breivik? Dia terkenal ke seantero dunia sebagai pembunuh massal yang membantai 78 orang di Oslo dan Pulau Utøya tahun 2011.
Dia mendapat hukuman maksimal menurut sistem pidana Norwegia, yaitu 21 tahun (preventive detention, yang berarti hukumannya bisa diperpanjang tiap 5 tahun sampai selamanya).
Dia pernah minta grasi, pernah beberapa kali menggugat pemerintah Norwegia dan ECHR karena alasan kondisi penjaranya yang enggak manusiawi. Semua gugatan ditolak. Sejak 2017 dia ganti nama jadi Fjotolf Hansen.
Lain Breivik, lain pula ratusan narapidana Norwegia pada umumnya. Terutama di dua penjara yang dijuluki sebagai “penjara paling bersahabat di dunia”.
Yang pertama ada di Pulau Bastøy. Ini lebih mirip komunitas daripada penjara. Para napi punya peran masing-masing, mulai bercocok tanam, bertukang, assembly, retail/customer service, memasak, sampai pemeliharaan seluruh bangunan di pulau.
Di malam hari, sebagian besar sipir meninggalkan pulau; hanya tersisa 5 orang yang mengawasi 115 napi (berbagai kasus: pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan narkoba).
Sejauh ini, belum pernah ada berita epic ala Prison Break.
Baca Juga: Sekolah di Norwegia Sesantai Apa?
Penampakan Penjara di Norwegia yang Bikin Betah Penghuninya
View this post on Instagram
Lain lagi di penjara kota Halden. Napi di sana punya akses bebas ke pisau, obeng, tang dll yang di penjara lain bisa jadi senjata.
Mereka makan dengan piranti porselen, punya studio rekaman (3 orang napi pernah jadi kontestan “Norwegian Idol”), TV, internet, dan fasilitas olahraga. Suasana kamar penjara lebih mirip kamar tidur seperti di brosur IKEA.
Tapi rata-rata penjara di Norwegia memang begitu. Mereka tetap bisa merasakan hidup senormal mungkin; bisa kuliah sampai S3 gratis, dapat uang saku, masih punya hak pilih.
Mereka hanya kehilangan kebebasan. Hubungan napi dan sipir seperti teman; mereka makan, olah raga bersama. Bahkan ada napi yang sampai nangis ketika dia bebas.
Tujuan penjara di Norwegia memang bukan sekadar menghukum, tapi lebih kepada rehabilitasi. Harus tetap diperlakukan manusiawi.
Sistem yang enggak populer, tapi terbukti efektif memperbaiki para bromocorah.[ind]