PUASA Nisfu Syaban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada pertengahan bulan Syaban, yaitu pada tanggal 15 Syaban. Sedangkan puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan dalam kalender Hijriah.
Di bulan Syaban ini, puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan puasa sunnah Nisfu Syaban.
Lalu apakah boleh menggabungkan keduanya? Imam Bujairimi menjelaskan bahwasanya boleh-boleh saja menggabungkan dua puasa sunnah.
Bahkan, menurutnya, bila seseorang berniat mengerjakan keduanya sekaligus akan mendapat dua pahala.
Senada dengan hal ini, Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya, al-Asybah wan-Nadhair tertulis sebagai berikut:
وَيَنْبَغِي أَنْ يُلْحَق بِهَا مَا لَوْ نَوَى صَوْم يَوْم عَرَفَة وَالِاثْنَيْنِ مَثَلًا، فَيَصِحّ
“Dan seyogyanya dapat disamakan juga, seseorang yang berniat puasa hari Arafah dan hari Senin misalnya, maka puasa tersebut sah.”
Dalil keumuman puasa selama Syaban berlangsung dalam hadits shahih:
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
كما قالت أم المؤمنين عائشة رسالتها: ما يتُ رَسُولَ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
“Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Tidak pernah saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyempurnakan puasa di suatu bulan seperti di bulan Ramadan, dan belum pernah saya melihat beliau lebih banyak berpuasa di suatu bulan seperti berpuasa di bulan Syaban.” (HR. Bukhari no 1969 dan Muslim no 1156).
Di samping itu riwayat yang mengkhususkan adanya amalan tertentu di malam Nisfu Syaban tergolong lemah hingga palsu.
Sehingga ada baiknya tidak mengkhususkan amalan tertentu karena adanya malam nisfu ini.
Panen Pahala, Berikut Niat Puasa Nisfu Syaban Ayyamul Bidh
Baca juga: Keutamaan Malam Nisfu Syaban dan Jadwalnya Tahun 2024
Namun, tetap niatkan amalan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menghidupkan setiap malam di bulan Syaban.
Dikutip dari sebuah ceramah yang disampaikan Ustaz Abdul Somad bahwa hadits dhaif boleh diamalkan dengan lima syarat:
1. Tidak dalam masalah aqidah
2. Tidak dalam masalah hukum halal dan haram
3. Tidak ada periwayat yang tergolong pendusta
4. Masih bernaung di bawah hadits shahih
5. Sebagai motivasi dalam beramal (fadhail a’mal).
Niat Berpuasa
نَوَيْتُ صَوْمَ فِي النِّصْفِ الشَّعْبَانِ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى
“Saya berniat puasa pada pertengahan bulan Syaban sunnah karena Allah ta’ala.”
Adapun untuk puasa Ayyamul Bidh dengan lafal berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah ta’ala.”
Jika puasa ingin digabung dalam satu hari, maka niatnya dapat dirangkaikan dengan satu lafaz.
Berdasarkan kalender Hijriah yang disusun oleh Kementerian Agama (Kemanag), puasa Ayyamul Bidh yang dikerjakan pada tanggal 13-15 Syaban 1446 H jatuh pada tanggal 12-14 Februari 2025.
Sementara itu, puasa Nisfu Syaban yang dilaksanakan pada tanggal 15 Syaban 1446 H jatuh pada 14 Februari 2025.[Sdz]