MERENUNGI makna hijrah. Seperti diketahui, kata hijrah akhir-akhir ini jadi trend di kalangan anak muda penggiat keagamaan untuk menunjukkan dia sudah taubat dan kembali pada jalan yang benar.
Hijrah itu ungkapan yang menunjukkan dirinya insaf dari dunia kelam atau maksiat menuju kesadaran beragama.
Baca Juga: Inilah Tiga Nilai sekitar Hijrah
Merenungi Makna Hijrah
Sebenarnya kata hijrah mulai dekenal sejak zaman Nabi Ibrahim, saat diucapkan bahwa saya berhijrah kepada Allah (inni muhajirun ila rabbi. QS. 29:26).
Lima ribu tahun kemudian di zaman Nabi terakhir mulai dikenal lagi ungkapan hijrah saat sayyidina Ustman diizinkan oleh Nabi untuk hijrah (pindah) ke Habasyah.
Kemudian kata hijrah lebih populer saat peristiwa besar dan babak baru perjuangan Rasulullah saw ketika hijrah (pindah) dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M.
Di mana peritiwa hijrah itu oleh Sayyidina Umar dijadikan nama tahun Islam atas saran sayyidina Ali dalam musyarah para sahabat tahun 14 H.
Hijrah yang dilakukan oleh Nabi seuntai antara fisik dan jiwanya. Ia hijrah dari Makkah ke Madinah, hijjrah dari lingkungan yang mengusik ke lingkungan yang penuh keakraban sekaligus menujukkan hijrah yang utuh dalam keimanan.
Menurut Al Qusyairi, Hijrah itu ada dua: hijrah maknawi dan hissi atau biasa disebut hijrah zhahir dan batin.
Hijrah batin adalah pindah dari kekufurun menuju iman dan dari berserah diri kepada makhluk menuju penyerahan diri seutuhnya kepada Allah SWT.
Adapun hijrah Zhahir adalah meninggalkan kemunkaran menuju keshalihan, dari pakaian terbuka menuju berhijab dan meninggalkan dunia kelam menuju hidayah.
Mendekati tahun baru Islam, sudah seharusnya kita bersama bermuhasabah (evaluasi) diri apakah sudah melakukan hijrah dan memantapkan hijrah dalam menjalani kehidupan sehari-hari. [Mh/Ind/Cms]