ChanelMuslim.com – Menjadi Umat yang Terbaik, oleh: Ustazah Rochma Yulika
Di zaman yang serba tidak menentu ini tak mudah ketika diri berhasrat untuk menjadi umat yang terbaik. Banyak sekali godaan dan tantangannya.
Tak terbatasnya arus media dan berbagai faktor pendukungnya membuat segala yang baik sulit untuk dilakukan. Bahkan tak menjadi prioritas dalam amalan yang akan menjadi bekal menuju hidup yang hakiki.
Sebagai orang yang beriman apapun tantangannya harus terus meningkatkan kualitas diri menjadi umat yang terbaik. Karena Alquran dengan jelas menunjukkan bahwa kita adalah umat yang terbaik.
Baca Juga: Semoga Menjadi Pemimpin Umat
Menjadi Umat yang Terbaik
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
Ada beberapa pesan yang terkandung dari ayat di atas. Agar label umat terbaik ada pada diri kita maka tugas yang diisyaratkan dari QS Ali Imran ayat 110 kita ejawantahkan dalam aktivitas sehari-hari kita.
Pertama adalah potongan ayat ukhrijat linnaas, yang artinya kita dilahirkan atau keluar untuk manusia. Tugas kita sebagi muslim adalah keluar untuk membawa manfaat dan kebaikan bagi sesama.
Rasulullah saw dalam haditsnya pun menyampaikan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang mampu bermanfaat untuk orang lain.
Adanya kita dinantikan oleh banyak orang dan tiadanya akan dirindukan. Karena ketika kita berada di tengah manusia banyak hal baik yang bisa dibagi sehingga mereka pun merasa berartinya diri kita.
Kedua adalah ta’muruna bil ma’ruf. Mengajak kepada yang baik. Nasihat menasihati seperti dalam surat Al Ashr yakni watawa shaubil haq watawa shaubissabr.
Saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Karena cobaan hidup dan segala tantangannya menjadikan kita harus saling menguatkan.
Bukan hanya cobaan materi tapi cobaan iman kita, cobaan amal pun jika tak kuat akan membuat kita jauh dari Allah. Maka kita butuh saudara yang menguatkan langkah kita di jalan kebaikan dan bersama-sama menuju Allah.
Ketiga adalah potongan ayat yang berbunyi wa tanhauna ‘anil fakhsya wal munkar. Mencegah perbuatan buruk dan munkar.
Tak mudah mencegah hal itu karena butuh kekuatan bahkan ada yang menyatakan sebaiknya punya kekuasaan sehingga mudah melakukan pencegahan atas keburukan yang terjadi.
Jika kita orang biasa tentu akan sulit berkata “jangan kamu minum minuman keras karena akan merusak tubuhmu.” Banyak kalangan anak muda yang melakukan tindak maksiat tersebut belum tentu mengindahkan larangan tersebut.
Tapi jika hal ini dijadikan sebuah aturan yang jelas di pemerintahan tentu akan mudah membatasi pengguna minuman keras. Ada yang lebih sederhana bisa kita lihat, ketika ada seseorang dijadikan tokoh di masyarakat maka akan mudah menegur bila masyarakat ada yang alpa atau berbuat maksiat.
Maka kita pun harus berusaha menjadi orang baik yang disegani sehingga omongan kita bisa dijadikan acuan bagi masyarakat bahkan sampai pada diminta nasihat oleh mereka.
Keempat adalah wa tu’minu billah yakni kita beriman kepada Allah. Ini adalah muara dari tiga hal di atas. Iman akan menunjukkan kita seperti apa kualitas diri kita di hadapan Allah dan manusia.
Menjadikan kita sebagai manusia beriman tidak mudah karena ada syarat yang harus kita penuhi yakni percaya pada takdir Allah, berakhlak mulia, bersyukur dan bersabar atas segala yang terjadi, menambah amal setiap saat karena kekhawatiran kita terhadap hari akhir, dan memerbanyak istighfar lantaran sadar atas kesalahan diri.
Mari kita menjadi umat terbaik agar Allah ridla serta memberikan kita Surga yang terindah.[ind]