MENGENAL Qarin, Teman Karib Kita dari Lahir hingga Wafat ditulis oleh Randy Insyaha, motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha, dengan judul asli: Awal dari Kebiasaan Buruk.
Saya mulai dari sebuah pertanyaan, siapa yang paling tahu, paling mengerti diri kita, apakah orang tua, sahabat atau diri kita sendiri, jawabannya bukan.
Yang paling tahu diri kita adalah Qarin. Siapa itu Qarin? Qarin itu berasal dari golongan malaikat yang atas izin Allah senantiasa membisikkan hal-hal yang baik dan juga ada dari golongan jin (setan) yang senantiasa membisikkan manusia untuk berbuat buruk.
Qarin ini akan senantiasa menyertai manusia dari lahir sampai meninggal.
“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Tidak seorang pun dari kalian kecuali telah disertakan baginya seorang qarin (teman) dari kalangan setan’. Mereka bertanya, ‘Apakah juga engkau, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab,’Ya, tetapi Allah telah menolongku sehingga ia masuk Islam/aku selamat’.” (HR. Al-Baihaqi).
“Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda,
“Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali telah disertakan baginya seorang qarin (teman) dari kalangan jin dan seorang qarin dari kalangan malaikat.” Mereka bertanya, “Apakah juga engkau, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ya, termasuk aku, tetapi Allah telah menolongku sehingga aku selamat/ia masuk Islam, maka ia tidak memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan.” (HR. Muslim).
Baca juga: Lima Fakta tentang Makhluk Qarin
Mengenal Qarin, Teman Karib Kita dari Lahir hingga Wafat
Nah, setan Qarin ini yang begitu paham kondisi kita karena dialah yang membersamai diri kita dari lahir saat kita tidak tahu apa-apa sampai nanti kita meninggal dunia, selama 24 jam dalam sehari.
Maka dia tahu apa yang menjadi kelemahan dan ia akan masuk menggoda manusia melalui kelemahan itu.
Ada manusia yang lemah dari godaan harta maka ia akan menggoda melalui harta. Ada yang lemah karena jabatan maka ia akan menggodanya untuk mendapatkan jabatan dengan cara yang buruk. Ada manusia yang kelemahannya itu wanita, maka ia akan menjerumuskan orang tersebut dengan godaan wanita.
Ada manusia yang kelemahannya itu mudah sekali berbuat dzolim maka setan akan membantunya untuk menjadi pemimpin sehingga ia dengan mudahnya berbuat dzolim.
Ada manusia yang kelemahannya suka ngomongin orang, maka setan akan menggodanya dari kelemahannya itu.
Begitulah setan yang tugasnya memang menggoda manusia agar manusia berbuat dosa sehingga membersamai mereka masuk neraka.
Sobat, bagaimana caranya setan menggoda manusia, sehingga manusia memiliki pola atau kebiasaan buruk.
Pertama setan menggoda manusia dari informasi melalui penglihatan atau pendengaran. Semakin banyak ia mengonsumsi informasi tertentu maka semakin banyak ia berpikir tentang informasi tersebut. Informasi itu akan menciptakan lintasan pikiran. Kemudian lintasan pikiran itu terus diingat sehingga manusia memikirkannya.
Tahap selanjutnya muncullah ide dan keinginan. Keinginan itu lalu berubah menjadi keyakinan. Keyakinan akan berubah menjadi tekad. Tekad itu berujung pada tindakan. Saat ia mengulang-ulang suatu perbuatan maka akan menjadi kebiasaan lalu lama-lama menjadi karakter. Kalau sudah menjadi karakter, kita akan melakukan sesuatu itu tanpa kita pikirkan lagi, tiba-tiba kita sudah melakukannya.
Misalnya seperti ini, ada seorang ibu yang suka menonton dan membaca berita seputar perselingkuhan dan perceraian.
Buka YouTube yang dicari gosip perceraian artis, film-film bertemakan perselingkuhan, membaca berita dan novel dengan tema yang sama.
Lalu yang ia pikirkan itu seputar perselingkuhan dan perceraian. Ia memikirkan tanda-tanda suami yang selingkuh. Si ibu ini menjadi sangat khawatir jika suaminya selingkuh. Ia bahkan memiliki keyakinan kalau suaminya pasti selingkuh. Ia selalu mengecek hp suaminya.
Seringkali terjadi pertengkaran karena si ibu menuduh suaminya selingkuh. Ketika terjadi pertengkaran, si ibu ini selalu meminta cerai.
Lalu, apa yang ibu ini inginkan benar terjadi. Pasangan ini sudah bercerai padahal suaminya tidak terbukti selingkuh.
Lalu ibu ini nikah lagi dan cerai lagi. Kembali nikah kembali cerai lagi. Nikah dan cerai sudah menjadi kebiasaan.
Kenapa ibu dengan mudahnya nikah cerai karena karakternya memang seperti itu.
Lalu kenapa ia memiliki karakter seperti itu karena pikirannya penuh informasi tentang perselingkuhan dan perceraian. Kenapa ia selalu berpikir tentang itu karena ia selalu mengonsumsi informasi atau berita tentang hal tersebut.
Perhatikan baik-baik ya, ini penting. Karakter kita itu sangat dipengaruhi oleh apa saja informasi yang banyak kita konsumsi.
Apa yang mengisi pikiran kita setiap harinya. Informasi apa yang sering masuk dalam pikiran kita dari medsos, postingan, obrolan. Informasi apa yang kita konsumsi, itulah yang kita pikirkan, itulah yang dirasakan, lalu diyakini, lalu ada tekad, kemudian dilakukan dan menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi karakter. Semua berawal dari informasi apa yang sering dikonsumsi nanti kelak akan menjadi karakternya.
Lalu bagaimana cara mengubah dari karakter buruk menjadi karakter baik. Caranya ya melalui informasi.
Misalnya saat ini tubuh kita sering sakit-sakitan karena kebiasaan buruk kita yang tidak menjaga kesehatan dari pola makan yang salah, tidak pernah olah raga dan kebiasaan lain yang tidak baik bagi kesehatan.
Saat kita banyak mengonsumsi informasi cara hidup sehat maka kita akan banyak berpikir tentang kesehatan lalu ada keinginan atau tekad untuk hidup sehat.
Kemudian kita mulai melakukan tips agar hidup sehat. Semakin kita sering melakukan tips kesehatan itu lama-lama sudah terbiasa dan akhirnya menjadi karakter. Pada akhirnya kita memiliki tubuh yang sehat.
Jadi kita mau memilih karakter seperti apa dimulai dari informasi yang kita sering konsumsi.[ind]
Sumber: Randy Insyaha, Rumah Pintar Aisha