ChanelMuslim.com – Selain belajar dari para Imam laki-laki, Imam Syafi’i juga pernah berguru dengan Sayyidah Nafisah, ulama perempuan pada masanya. Beliau sering disebut sebagai sumber pengetahuan Islam yang berharga (Nafisah Al-Ilm)
Baca Juga: Serunya Wisata Edukasi Tanaman Obat SD Islam Imam Syafi’i Jember
Kedekatan Sayyidah Nafisah dan Imam Syafi’i
Dilansir dari islamnu.or.id Ahad, (17/6/2018) Imam Syafi’i sudah lama mendengar betapa luar biasanya ulama perempuan tersebut.
Beliau juga mendengar bahwa banyak ulama yang datang ke rumah Nafisah untuk mendengarkan pengajian dan ceramahnya.
Imam Syafi’i pun meminta bertemu Nafisah di rumahnya.
Sayyidah menyambutnya dengan seluruh kehangatan dan kegembiraan.
Perjumpaan itu dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan yang sering.
Masing-masing saling mengagumi tingkat kesarjanaan dan intelektualitasnya.
Dikabarkan bahwa Imam Syafi’i adalah yang paling sering bersama Sayyidah dan mengaji kepadanya.
Apabila Imam Syafi’ sakit, ia mengutus sahabatnya untuk meminta Nafisah mendoakan kesembuhannya.
Saat itu, Imam Syafi’i sakit parah. Beliau pun meminta sahabatnya kembali menemui Sayyidah Nafisah untuk keperluan yang sama, yaitu meminta didoakan.
Akan tetapi, kali ini Sayyidah Nafisah hanya mengatakan, “Matta’ahu Allah bi al-Nazhr Ila Wajhih Al- Karim” (Semoga Allah memberinya kegembiraan ketika berjumpa denganNya).
Mendengar ucapan sahabat sekaligus gurunya itu, Imam Syafi’i segera paham bahwa waktunya sudah akan tiba.
Sang Imam pun berwasiat kepada murid utamanya, Al-Buwaithi, meminta agar Sayyidah Nafisah menyalati jenazahnya ketika dirinya wafat.
Baca Juga: Inilah Imam Syafii Indonesia, Hafal Alquran di Usia 8 Tahun
Ingin Pergi dari Mesir
Selain menjadi sahabat dan guru Imam Syafi’, Nafisah merupakan seorang ilmuwan terkemuka di masanya.
Nafisah lahir tahun 145 H dan wafat pada 208 H. Makamnya berada di Kairo, Mesir dan sampai sekarang masih dipenuhi para peziarah.
Ketika Nafisah berusia 44 tahun, beliau tiba di Kairo pada 26 Ramadan 193 H.
Kabar kedatangan ulama perempuan yang luar biasa ini menyebar luas.
Nafisah pun disambut oleh penduduk Kairo.
Setiap harinya, ratusan orang datang hendak menemuinya dengan kepentingan bermacam-macam.
Ada yang mau berkonsultasi, meminta doa ataupun mendengar nasihat dan ilmu darinya.
Lambat laun, Sayyidah Nafisah merasa waktunya tersita melayani umat.
Beliau memutuskan untuk meninggalkan Kairo dan kembali ke Madinah agar bisa berdekatan dengan makam kakeknya, Nabi Muhammad.
Namun, penduduk Kairo keberatan dan meminta agar Nafisah membatalkan keputusannya untuk mudik ke Madinah.
Gubernur Mesir pun ikut membantu rakyatnya membujuk Nafisah agar mau bertahan menetap di Kairo.
Nafisah disediakan tempat yang lebih besar baginya, sehingga kediamannya bisa menampung umat lebih banyak.
Selain itu, hanya mengizinkan umat mengunjungi Nafisah pada hari Rabu dan Sabtu saja agar di luar waktu itu, Nafisah bisa kembali berkhalwat beribadah menyendiri.
Nafisah pun menunggu petunjuk dari Allah dan memutuskan menetap setelah mendapatkan petunjuk.
Itulah kisah Sayyidah Nafisah yang bisa kita jadikan inspirasi, khususnya perempuan.
Sayyidah Nafisah membuktikan bahwa wanita juga bisa memiliki ilmu yang tinggi, bahkan menjadi ulama tersohor.
Oleh sebab itu, teruslah semangat dalam menuntut ilmu. [Cms]