MENCINTAI tanah air itu adalah sebuah syariat.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bercerita:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَأَبْصَرَ دَرَجَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَتْ دَابَّةً حَرَّكَهَا
قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ زَادَ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ حُمَيْدٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ جُدُرَاتِ تَابَعَهُ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi kota Madinah, Beliau mempercepat jalan unta Beliau dan bila menunggang hewan lain Beliau memacunya.”
Abu ‘Abdullah Al Bukhariy berkata: Al Harits bin ‘Umair dari Humaid: “Beliau memacunya karena kecintaannya (kepada Madinah).”
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Humaid dari Anas berkata, “Beliau melihat dinding-dinding kota Madinah.” Hadits ini diikuti pula oleh Al Harits bin ‘Umair. (HR. Bukhari no. 1802).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah satu pelajaran dari hadits di atas, seperti yang dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah adalah sebagai berikut:
وَفِي الْحَدِيث دَلَالَة عَلَى فَضْل الْمَدِينَة ، وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبّ الْوَطَن وَالْحَنِين إِلَيْهِ
Dalam hadits ini terdapat petunjuk tentang keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta tanah air dan kerinduan kepadanya.
Ada pun hadits Hubbul Wathan Minal Iman (cinta tanah air sebagian dari iman), bukanlah hujjah (dalil) dalam hal ini, sebab para imam hadits menyatakan itu sebagai hadits palsu dan tidak ada dasarnya, seperti As Suyuthi, As Sakhawi, Al ‘Ajluni, Ash Shaghani, dan lain-lain.
Sementara hadits Shahih Bukhari di atas sudah cukup menjadi hujjah, bahwa mencintai tanah air adalah hal yang syar’i dan manusiawi.
Mencintai Tanah Air Itu Syariat
Baca juga: Cinta Tanah Air adalah Sebagian dari Iman
Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata:
ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻖ ﺁﺩﻡ ﻋﻠﻴﻪ اﻟﺴﻼﻡ ﺃﺳﻜﻦ ﻫﻮ ﻭﺯﻭﺟﺘﻪ اﻟﺠﻨﺔ، ﺛﻢ ﺃﻫﺒﻄﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﻭﻋﺪا ﺑﺎﻟﺮﺟﻮﻉ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﻭﺻﺎﻟﺢ ﺫﺭﻳﺘﻬﻤﺎ، ﻓﺎﻟﻤﺆﻣﻦ ﺃﺑﺪا ﻳﺤﻦ ﺇﻟﻰ ﻭﻃﻨﻪ اﻷﻭﻝ، ﻭﺣﺐ اﻟﻮﻃﻦ ﻣﻦ اﻹﻳﻤﺎﻥ
Ketika Adam ‘Alaihissalam diciptakan, dia dan istrinya tinggal di surga, lalu mereka turun ke dunia dan dijanjikan kembali lagi ke surga, dan memperbaiki keturunan mereka. Maka seorang mukmin selamanya akan rindu dengan tanah airnya yang pertama, dan cinta tanah air sebagian dari iman.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah