“BAGAIMANA kita menghabiskan masa muda kita akan menentukan keadaan kita di usia tua dan keadaan kita saat akan mati!” (Dr. Bilal Philips)
“Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At-Tiin: 4-6)
Ibnu Qutaibah mengatakan, “Makna firman Allah di atas adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal,
maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka, walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan yang sama di saat usia senja.
Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak akan berhenti untuk beramal kebaikan.
Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya (tiada putus-putus).” (Zaadul Maysir, 9/172-174).
Baca Juga: Enam Persiapan Pemuda untuk Masa Depan Cerah
Masa Muda Kita Menentukan Usia Tua
Ustaz Najmi Umar Bakkar menjelaskan, kehinaan masa tua akibat kedurhakaan pada masa muda. Oleh sebab itu, hal ini menjadi pengingat bagi kita agar memanfaatkan usia muda sebaik mungkin.
Jangan terlena dengan usia muda.
Imam Ibnul Jauzi berkata, “Terkadang suatu hukuman itu ditunda hingga akhir usia tiba.
Duhai (betapakah malangnya) orang yang terus tergelincir (dalam dosa dan kemaksiatan) di hari tua disebabkan oleh dosa-dosanya di masa muda.” (Shaidul Khaathir hlm. 315).
Jadi kehinaan pada masa tua itu sangat berkaitan erat dengan dosa-dosa yang telah dilakukan pada masa muda yang mungkin belum sempat ditaubati.
Maka, janganlah heran melihat seseorang yang sudah berusia 70 tahun tapi masih terus terlibat dosa dan keburukan.
Menghina Rasul pada masa tuanya, dan semakin tua semakin memusuhi Islam, bahkan justru di masa usia tuanya itulah ia pun menjadi murtad.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
“Maka ketika mereka berpaling, Allah pun memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberikan hidayah kepada kaum yang fasik.” (QS. Ash-Shaf [61]: 5)
Imam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata:
“Allah Subhanahu telah menjadikan di antara hukuman yang akan Dia timpakan kepada manusia akibat dari dosa-dosa adalah dicabutnya hidayah dan ilmu yang bermanfaat.” (Majmu’ul Fatawa 14/152).[Cms/ind]
Sumber: https://t.me/semangatsubuh