Chanelmuslim.com – Seseorang yang haus akan ilmu akan membuatnya terus mencari dan rela bersusah payah. Jika ada satu hal dirasa belum cukup, ia akan terus mencari tahu hingga ia puas. Beginilah Abdullah bin Abbas yang dibenaknya sudah tertanam tanda tanya besar, sehingga jika ia mendengar ada seseorang yang mengetahui suatu hikmah atau menghafal suatu hadits, ia segera mendatangi orang itu dan belajar darinya.
Otaknya yang cemerlang dan selalu haus mendorongnya untuk meneliti setiap yang didengar. la tidak hanya menghimpun pengetahuan, tetapi juga meneliti sumber-sumbernya.
Baca Juga: Pribadi Memukau Abdullah bin Abbas
Kisah Abdullah bin Abbas dan Kegigihannya dalam Mencari Ilmu
la pernah menceritakan pengalamannya, “Aku pernah bertanya kepada tiga puluh orang sahabat Rasul saw. mengenai satu masalah.”
la juga pernah menggambarkan kegigihannya dalam mencari ilmu, setelah Rasulullah saw. wafat, aku berkata kepada seorang pemuda Anshar, “Marilah kita bertanya kepada para sahabat Rasulullah, selagi jumlah mereka saat ini masih banyak.”
Pemuda itu menjawab, “Kamu ini aneh sekali, Abdullah. Apakah kamu kira orang-orang akan membutuhkanmu, sementara di antara mereka masih terdapat para sahabat?”
Pemuda itu pun pergi, sementara aku tetap bertanya kepada para sahabat.
Aku pernah mendengar bahwa seorang sahabat memiliki satu hadits. Maka kudatangi rumahnya. Saat itu, ia sedang tidur siang. Ku-bentangkan kainku di depan pintunya untuk duduk. Aku terus menunggu hingga tubuhku penuh debu yang diterbangkan angin. Ketika ia sudah bangun lalu keluar rumah dan mendapatiku, ia berkata, “Hai sepupu Rasulullah, apa yang membuatmu datang ke rumahku? Andai saja kau utus orang memberitahuku, aku akan datang ke rumahmu.”
Aku berkata, “Tidak! Engkau yang lebih pantas didatangi. Aku ingin belajar hadits darimu. ”
Begitulah. Pemuda kita ini tidak berhenti bertanya lalu mencermati dan mengkaji jawaban yang didapat dengan otak yang brilian.
Dari hari ke hari pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya berkembang pesat, hingga dalam usianya yang masih muda, ia telah memiliki sikap bijak, kehati-hatian dan kebersihan pikiran para orang tua. Sampai-sampai, Khalifah Umar bin Khaththab selalu melibatkannya dalam memecahkan setiap masalah besar. la menjulukinya “Pemuda yang Sudah Tua”.
Abdullah bin Abbas pernah ditanya, “Bagaimana kau dapatkan ilmu ini.
la menjawab, “Dengan banyak bertanya dan tidak berhenti berpikir.”
Dengan lisan yang tidak berhenti bertanya, dengan otak yang tidak berhenti berpikir, dengan sikap tawadhu’nya, dan dengan akhlaknya yang mulia, Abdullah bin Abbas menjadi “Ulama Umat Ini”.
Sa’ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat berikut. ”
Aku tidak pernah melihat orang yang sangat cepat mengerti, sangat lapang dada, sangat luas ilmunya, dan sangat penyantun, selain Abdullah bin Abbas. Kulihat Khalifah Umar bin Khaththab melibatkannya dalam urusan-urusan rumit, padahal ia sudah memiliki para penasihat dari kaum Muhajirin dan Anshar yang pernah ikut Perang Badar. Abdullah bin Abbas berbicara dan Umar tidak mengesampingkan ucapan Abdullah.”
Ubaidillah bin Utbah juga pernah berkata tentang dia.- ”
Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang hadits Rasulullah saw. daripada Abdullah bin Abbas. Tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar, Umar dan Utsman daripada- Abdullah bin Abbas. Tidak seorang pun yang lebih memahami suatu pendapat kecuali dia. Dan, tidak seorang pun yang lebih tahu tentang syair, bahasa dan budaya Arab, tafsir al-quran, hitung-hitungan dan hukum waris, kecuali dia, la menyediakan satu hari untuk mengajarkan fikih; satu hari untuk tafsir; satu hari untuk kisah peperangan; satu hari untuk syair; dan satu hari untuk budaya Arab. Setiap ulama hormat kepadanya dan setiap orang yang bertanya, ia mempunyai jawabannya.
Seorang muslim penduduk Bashrah melukiskannya pula sebagai berikut. Saat itu, pada masa pemerintahan Khalifah Ali, Abdullah bin Abbas menjadi gubernur di sana,
la mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara.
1. Mengambil hati saat berbicara.
2. Mengambil pendengarannya saat orang lain bicara.
3. Mengambil yang paling mudah jika terjadi masalah.
Lalu ia
1. Meninggalkan perdebatan tanpa ujung.
2. Meninggalkan berteman dengan orang-orang tercela.
3. Meninggalkan hal-hal yang semestinya dijauhi.”
MasyaAllah, begitu gigihnya Abdullah bin Abbas dalam mencari ilmu dan hikmah meski usianya masih belia. []
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Ithishom