BERIKUT sedikit kisah sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, saat Amr bin Ash diberi tulang busuk.
Setelah tidak lagi bergabung dengan tentara Muslimin, Amr bin Ash dipercaya Khalifah Umar bin Khattab menjadi gubernur Mesir.
Menjadi pemimpin umat Islam di sana, serta berdakwah mengajak kepada siapa saja untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Amr bin Ash menempati istana megah, lengkap dengan berbagai kenikmatan dan jaminan keamanan pada setiap waktu.
Namun kemegahan istananya itu bertolak belakang dengan gubuk kecil dan reyot yang berada tidak jauh dari depan istananya.
Dalam buku kisah keadilan para pemimpin Islam tulisan Nasiruddin dikatakan, suatu ketika Amr berpikir untuk menggusur gubuk tersebut menggantinya dengan membangun sebuah masjid agung.
Hal itu dimaksudkan supaya terjadi keseimbangan antara istana sebagai refleksi dari kehidupan dunia dan masjid sebagai upaya meraih kebahagiaan akhirat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kemudian Amr mengumpulkan seluruh pejabatnya untuk membahas kemungkinan pembangunan masjid impiannya.
Dalam rapat tersebut, Amr mendapat informasi jika gubuk reyot di depan istananya adalah milik keluarga Yahudi miskin.
Informasi tersebut justru semakin menguatkan keinginan Amr untuk segera meletakkan batu pertama pembangunan masjid.
Esok harinya, Amr memanggil orang Yahudi yang mendiami gubuk ke istana.
Sesampainya di Istana, Amr kemudian mengutarakan maksudnya ingin membangun masjid di atas tanah tempat gubuk milik orang Yahudi tersebut.
Sebagai imbalannya, Amr bersedia membeli tanah dengan harga yang telah disepakati.
Mendengar rencana itu, orang Yahudi tidak menyanggupi permintaan sang gubernur.
Ketika Amr bin Ash Diberi Tulang Busuk (1)
Baca juga: Kisah Mengharukan Menjelang Wafatnya Amr bin Ash
Dengan lantang dia menolak untuk menyerahkan tanahnya walau dibayar berpuluh kali lipat.
Sambil berjalan meninggalkan istana, orang Yahudi tetap pada pendiriannya tidak menyerahkan harta satu-satunya yang dimiliki.
Sebagai gubernur, Amr tidak mengindahkan keputusan orang Yahudi yang tetap pada pendiriannya.
Segera Amr menetapkan surat keputusan untuk membongkar paksa gubuk keluarga Yahudi miskin tersebut.
Amr beralasan pembongkaran dilakukan untuk mewujudkan sebuah kemaslahatan yang lebih besar kepada kaum Muslimin Mesir.
Orang Yahudi yang sedang tidur santai di gubuknya kaget begitu melihat dari kejauhan, sejumlah tentara kerajaan berjalan menuju ke arahnya.
“Atas perintah gubernur, kami ingin membongkar paksa gubuk kamu untuk dijadikan masjid,” kata salah satu prajurit dengan nada tinggi.
Keluarga Yahudi menangis tanpa henti, tanpa daya dia menyaksikan tempat tinggal satu-satunya yang mereka miliki harus dibongkar.[Sdz]