WAFATNYA Al-‘Allamah Syaikhuna Yusuf Al-Qaradhawi masih menyisakan kesedihan yang mendalam atas umat Islam. Teladan dari beliau di masa yang penuh dengan fitnah dan tantangan duniawi sangat relevan untuk menjadi contoh bagi umat Islam masa kini.
Beliau selalu mengkritik dengan tajam atas penyimpangan yang dilakukan penguasa hingga mendekam dalam penjara pada tahun 50-an bersama para gurunya.
Beliau juga secara tegas menolak menerima jabatan walau dengan iming-iming yang menggiurkan.
Semua yang dilakukannya demi keutuhan iman yang menghujam dan mengakar dalam hatinya. Berikut ini adalah pidato Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi diterjemahkan oleh Fairuz Ahmad dikutip dari akun instagram @farisbq:
Tak akan ada seorang pun yang bisa menuduhku bahwa ada satu hari dalam hidupku dimana aku berlaku munafik!
Andaikan aku ingin berlaku munafik, atau aku ingin beriring bersama dalam kafilah penguasa, pastilah aku akan menetap tinggal di negeri asalku!
Dan juga dengan sedikit melakukan tanazul (meninggalkan prinsip), pastilah aku telah dapatkan setinggi-tingginya jabatan yang mana sudah didapatkan oleh banyak orang selainku!
Akan tetapi aku lebih memilih untuk melindungi agamaku, menjaga prinsipku, dan tetap kokoh dalam sikapku! Dan aku katakan kepada penguasa-penguasa thoghut. Aku katakan kepada setiap penguasa zalim, dan diktator, sebagai bentuk perlawananku.
“Ikatlah tanganku, cambuklah badanku, dan letakkanlah pisau di leherku! Tetap kalian tak akan mampu membungkam pemikiranku walaupun sesaat!
Kalian tak akan mampu mencerabut keimananku, dan cahaya keyakinanku! Sebab cahayanya ada dalam hatiku, dan hatiku ada di Tangan Robbku!
Sedang Robbku adalah Pemenangku dan Penolongku! Aku akan tetap hidup dalam keadaan berpegang teguh dengan tali akidahku dan dalam kondisi tersenyum agar agamaku tetap berjaya!”
[Ln]
Baca Juga: SBiografi Syeikh Yusuf Qaradhawi, Cendekiawan asal Mesir yang Mendapat Julukan Imam dan Hati Umat