JIWA mukmin itu selalu tenang. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Seorang mukmin, wahai saudara-saudara sekalian, jiwanya baik dan tenang.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kagum terhadapnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
‘Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika mendapatkan kenikmatan dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika tertimpa musibah dia bersabar, dan itu baik baginya.” (H.R. Muslim, no. 7.692)
Baca Juga: Ketenangan Khubaib bin Adi Menghadapi Siksaan Orang Musyrik
Jiwa Mukmin itu Selalu Tenang
Dia tenang, berjalan sesuai dengan ketentuan dan takdir Allah. Ketika mendapatkan musibah dia tidak berkeluh kesah, dan ketika mendapatkan kenikmatan dia tidak sombong.
Bahkan, dia senantiasa bersyukur ketika mendapat kenikmatan, bersabar ketika mendapat musibah. Engkau dapati dia tenang.
Adapun orang kafir atau orang yang lemah imannya, dia tidak tenang. Apabila mendapat musibah dia berkeluh kesah dan murka.
Dia berpandangan bahwa dirinya mendapatkan kezaliman dari Allah, wal-‘iyyadzu billah, sampai sebagian mereka ada yang bunuh diri. Dia tidak bersabar, tidak tenang, selalu dalam kegoncangan.
Sebagai contoh, dia melihat pada dirinya ternyata hartanya sedikit, keluarganya sedikit, tidak punya istri, dan tidak ada kabilah yang melindunginya.
Dia pun berkata, ‘Aku tidak berada dalam kenikmatan, karena si polan punya harta, istri-istri, anak-anak, dan kabilah yang melindunginya.
Oleh sebab itu, aku tidak dalam kenikmatan.’ Dia tidak memandang bahwa Allah memberikan kenikmatan kepadanya.
Oleh karena imannya lemah, dia tidak tenang, selalu dalam kegoncangan. Oleh karena itu, kita dapati (sebagian) manusia sekarang pergi menuju setiap tempat untuk mendapatkan kesenangan diri mereka, menghilangkan rasa pedih dan letihnya, tetapi mereka tidak mendapatkannya.
Tidaklah menghilangkan rasa itu darimu melainkan keimanan.
[Cms]
Alih bahasa: Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail