ISLAM dan feminisme. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 32.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْاۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَۗ وَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ٣٢
Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Asma binti Yazid Al-Anshariyah menghadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyampaikan aspirasi kaum wanita.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Saya adalah utusan para wanita di belakangku kepadamu. Sesungguhnya Allah mengutusmu kepada seluruh laki-laki dan wanita, maka mereka beriman kepadamu dan kepada Tuhanmu.
Kami para wanita selalu dalam keterbatasan, sebagai penjaga rumah, tempat menyalurkan hasrat dan mengandung anak-anak kalian.
Sementara kalian kaum laki-laki mengungguli kami dengan shalat Jum’at, shalat berjamaah, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, berhaji dan yang lebih utama dari itu adalah jihad fii sabilillah.
Jika lah seorang dari kalian pergi haji atau umroh atau jihad, maka kamilah yang menjaga harta kalian, yang menenun pakaian kalian, yang mendidik anak-anak kalian.
Bisakah kami menikmati pahala dan kebaikan ini sama seperti kalian?
Baca juga: Islam Mengajarkan Mandiri, Bukan Mengemis
Islam dan Feminismie
Nabi memandang para sahabat dengan seluruh wajahnya. Kemudian beliau bersabda.
“Apakah kalian pernah mendengar ucapan seorang wanita yang lebih baik pertanyaannya tentang urusan agamanya daripada wanita ini?” mereka menjawab, “Ya Rasulullah, kami tidak pernah menyangka ada wanita yang bisa bertanya seperti dia.”
Nabi menengok kepadanya dan bersabda.
“Pahamilah wahai ibu dan beritahu para wanita di belakangmu bahwa ketaatan istri kepada suaminya, usahanya untuk memperoleh ridhanya dan kepatuhannya terhadap keinginannya menyamai semua itu.” Wanita itu berlalu dengan wajah berseri-seri. (HR. Bazar dan Thabrani).
Feminisme tidak dikenal dalam Islam. Karena sejak awal dalam Islam permasalahan pria dan wanita sudah diatur secara sempurna.
Masalah perkawinan, anak, nafkah, pekerjaan, harta semuanya telah tertera.
Di atas itu semua, dalam masyarakat Islam dibangun atas dasar ruhiyah. Kesadaran akan hubungan dan aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sehingga tidak ada istilah iri dan mempermasalahkan perbedaan jenis kelamin dan tugas kewajiban masing-masing.
Karena semua itu fitrah dan aturan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Masing-masing akan mendapat balasan pahala dari sisi-Nya.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]