Chanelmuslim.com – Mandi bagi orang Indonesia tentu adalah hal yang rutin dilakukan, dan biasanya dilakukan setiap pagi dan sore. Namun, bagi seorang muslim ada hal-hal yang mewajibkannya untuk mandi besar dengan tata cara yang berbeda dengan mandi biasa. Pengetahuan ini perlu bagi kita khususnya juga orang tua untuk disampaikan pada putra-putrinya.
Hal-Hal Yang Mewajibkan seseorang untuk mandi besar adalah
Baca Juga: Tatacara Mandi Wajib atau Mandi Besar dalam Islam
Inilah yang Mewajibkan Seorang Muslim Untuk Mandi Besar
1. Keluar mani, baik saat terjaga ataupun tidur
Berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya air (mandi) itu disebabkan air (keluarnya mani)” (Muttafaq ‘alaiihi)
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, Ummu Sulaim Radhiyallahu anhuma, berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika mimpi bersetubuh?” Beliau berkata, “Ya, jika dia melihat air.” (sanad hasan sahih)
Khusus dalam keadaan terjaga disyaratkan adanya syahwat, sedangkan pada tidur tidak disyaratkan.
Berdasarkan sabda beliau: “Jika engkau memancarkan air (mani), maka mandilah karena junub. Jika tidak memancarkannya, maka engkau tidak wajib mandi.” (Nailul Authaar I/275)
Barangsiapa mimpi bersetubuh dan tidak melihat adanya air mani, maka dia tidak wajib mandi. Dan barangsiapa melihat air mani, sedangkan dia tidak ingat apakah dia mimpi bersetubuh, maka dia tetap wajib mandi.
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang seorang laki-laki yang mendapati basah (bekas air mani) sedangkan dia tidak ingat apakah ia mimpi bersetubuh. Beliau menjawab, ‘Dia wajib mandi.’ Dan tentang seorang laki-laki yang mimpi bersetubuh namun tidak mendapati basah (bekas air mani). Beliau menjawab, ‘Dia tidak wajib mandi’.” (Mukhtashar Shahih Muslim no.152)
2. Jima’, walaupun tidak keluar air mani
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Jika ia telah duduk di antara keempat cabang istrinya, kemudian ia membuatnya kepayahan (kiasan untuk bersetubuh), maka ia wajib mandi. Meskipun tidak keluar air mani.” (Irwaa’ al-Ghalill No.128/shahih)
3. Masuk Islamnya orang kafir
Dari Qais bin ‘Ashim, ia menceritakan bahwa ketika masuk Islam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruhnya mandi dengan air dan bidara. (Muttafaq ‘alaihi)
4. Terputusnya haidh dan nifas
Berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Fathimah binti Abi Khubaisy: “Jika datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan shalatlah.” (Muttafaq ‘alaihi)
Nifas dan haidh dihukumi sama secara ijma’.
5. Hari Jum’at
Dari Abu Sa’id al-Khudri, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mandi hari Jum’at wajib bagi setiap orang yang telah baligh.” (Muttafaq’alaihi)
Hal-hal diatas dapat diberikan bagi keluarga atau putra-putri yang akan memasuki usia baligh. Memberikan penjelasan dan menyertakan haditsnya akan memperkuat bahwa yang dilakukan adalah atas perintah Rasulullah. []
Sumber: https://almanhaj.or.id/679-mandi.html