SILATURAHIM terbaik menurut Rasulullah. Hari Raya Idul Fitri menjadi momen terbaik untuk melakukan silaturahim. Namun, kadang orang salah paham tentang makna silaturahim. Dan inilah silaturahim terbaik menurut Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Dalam Islam, silaturahim sangat berkaitan dengan kata rahim atau hubungan darah yang berhubungan dengan jalinan keluarga.
Silaturahim adalah menyambung atau menguatkan jalinan hubungan keluarga yang terikat karena hubungan darah: satu ayah ibu, atau satu kakek nenek, dan seterusnya.
Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa menjaga hubungan ini. Antara lain dengan cara saling mengunjungi, menyapa lewat telepon atau lainnya.
Dan momen Lebaran menjadi budaya yang sangat baik untuk menghidupkan akhlak Islam ini.
Baca Juga: Silaturahim Itu Merekatkan Ikatan Kekeluargaan
Inilah Silaturahim Terbaik Menurut Rasul
Begitu besar nilai silaturahim di sisi Allah Subhanahu wataala. Antara lain seperti yang disabdakan baginda Rasul Shallallahu alaihi wasallam.
Abdurrahman ibnu ‘Auf berkata bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah ’azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad 1/194, shahih lighoirihi).
Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata,
“Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 58, hasan)
Namun begitu, ada silaturahim yang bernilai tinggi seperti diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam.
Yaitu, silaturahim yang dilakukan seseorang terhadap keluarganya yang keluarganya tersebut justru berusaha memutusnya.
Abdullah bin ’Amr berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari no. 5991)
Abu Hurairah berkata, “Seorang pria mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“Wahai Rasulullah, saya punya keluarga yang jika saya berusaha menyambung silaturrahmi dengan mereka, mereka berusaha memutuskannya, dan jika saya berbuat baik pada mereka, mereka balik berbuat jelek kepadaku, dan mereka bersikap acuh tak acuh padahal saya bermurah hati pada mereka”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Kalau memang halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah- olah engkau memberi mereka makan dengan bara api dan pertolongan Allah akan senantiasa mengiringimu selama keadaanmu seperti itu.” (HR. Muslim no. 2558)
Semoga Allah Subhanahu wataala memudahkan niat baik dan langkah kita untuk senantiasa menjaga hubungan silaturahim. Meskipun, pihak yang akan kita jalin justru berusaha memutusnya. [Mh/ind/sumber hadis: rumaisho.com/foto: kompas.com)