HUJAN itu penuh berkah. Oleh sebab itu, waktu tersebut menjadi salah satu waktu mustajab untuk berdoa. Jadi, jangan sampai mengeluh bahkan sampai mengutuk hujan. Sebab, kita akan rugi sendiri.
Baca Juga: Musim Hujan, Berikut 4 Tips Merawat Kulit
Hujan Penuh Berkah
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُّبَارَكاً فَأَنبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS: Qaaf (50) : 9).
Alhamdulillah, air yang ditunggu-tunggu dari langit itu akhirnya turun menyirami bumi yang sudah kering-kerontang.
Kita semua bergembira. Kita mengucap kata syukur dan berharap hujan membawa keberkahan. Hingga tanaman dan rerumputan menghijau kembali.
Dengan mulainya hujan deras tadi malam, menandai sumur dan sungai pun akan dialiri air kembali. Ikan-ikan di kali dan sungai semasa kemarau kemarin mati seketika kini telur-telurnya kembali bergerak hidup. Masya Allah.
Tapi ketahuilah, saat yang bersamaan berkah bisa berubah menjadi musibah jika manusia tidak mampu mengelola dengan baik.
Seandainya kita semua tidak membuang sampah sembarangan, tetap menjaga got, kali, dan sungai bebas dari sampah insya Allah berkah terus melingkupi lingkungan kita.
Seandainya masyarakat disiplin dan sadar akan kebersihan adalah pangkal kesehatan, maka seharusnya di musim kemarau kemarin masyarakat gotong royong bersih-bersih semua tempat umum yang biasa dialiri air
Musim kemarau kemarin mestinya menjadi pengingat kita semua, bahwa air adalah kehidupan. Tanpa air kehidupan menjadi susah. Karenanya berhemat-hematlah menggunakan air bersih.
Wallahu a’lam. [Cms]
Catatan Ustazah Wiwi Wirianingsih di Akun Facebooknya.