HUJAN keberkahan. “Alhamdulillah, Allah kirimkan hujan untuk minum. Allah Maha Tahu, kita kehausan dan kesusahan.”
Setelah hampir 39 hari zionis dengan segala cara mencoba menghentikan pasokan air untuk saudara-saudara kita di Gaza, Allah menjawab doa dengan mengirimkan airnya melalui hujan deras.
Anak-anak kecil berlari riang menyambutnya. Para ummahat segera mengeluarkan wadah apa saja yang ada untuk menampung air hujan pertama yang turun di Gaza.
“Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan) sehingga apabila (angin itu) telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat” (QS al-A‘raf: 57).
Krisis air di Palestina sejatinya tidak terjadi baru-baru saja, namun secara sistematis telah terjadi selama bertahun-tahun lamanya.
Hal itu terungkap dalam dalam sebuah studi berjudul “Restructuring the Israel-Palestine Joint Water Committee,” yang disusun oleh para ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada 2019.
baca juga: 50 Ribu Ibu Hamil di Gaza Hadapi Ancaman Kesehatan
Hujan Keberkahan di Gaza
Para peneliti menemukan fakta bahwa curah hujan tahunan rata-rata di wilayah Palestina akan turun 10 hingga 30 persen pada 2100.
Selain itu, studi tersebut memprediksi suhu akan naik 3 sampai 5 derajat Celsius, dan akan mempengaruhi produktivitas pertanian serta pasokan makanan yang menyebabkan ketidakstabilan harga dan kelangkaan pangan dalam jangka panjang.
Dalam studi lain yang berjudul “Options and Strategies for Planning Water and Climate Security in the Occupied Palestinian Territories” oleh para akademisi United Nations University, disebutkan bahwa Palestina akan menjadi wilayah yang menderita panas, kekeringan, kelangkaan air, serta secara geografis rentan karena perubahan iklim.
Padahal sejarah mencatat, dulunya wilayah Syam adalah daerah yang subur dengan hasil pertanian yang berlimpah. Mengapa hal itu bisa terjadi kini?
View this post on Instagram
Tak lain karena ulah zionis. Sebagian besar sumber daya air berada di bawah kendali Israel, dan diperkirakan sekitar 80 persen dari cekungan penampung air yang ada disengaja untuk mengering dalam beberapa dekade.
Israel secara khusus menargetkan pembangkit listrik, sistem pemurnian air, dan sumber daya air di Gaza.
Akibatnya, air limbah yang tidak diolah dibuang langsung ke Laut Mediterania, sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan ancaman serius bagi kesehatan.
Penjajahan dan pembatasan I*r*el telah meningkatkan kerentanan di wilayah Palestina terhadap perubahan iklim.
Tercatat, terjadi penurunan intensitas curah hujan dalam 14 tahun terakhir, perubahan suhu yang berdampak pada tanaman dan tingkat air tanah.
Tak cukup hanya menyedot air dari wilayah Palestina, pemerintah Israel juga membangun sebuah bendungan di perbatasan timur Gaza.
Mereka bisa membuka bendungan itu kapan saja yang menyebabkan lahan pertanian milik penduduk Palestina terendam banjir.
Di Palestine, krisis iklim tidak hanya bersifat alamiah, tetapi juga diperparah dengan kesengajaan Israel.
Tapi, sampai kapanpun I*r*el tak akan pernah berhasil dengan ulahnya, karena Sang Pemilik Hujan sendiri yang akan mencurahkan keberkahannya untuk saudara-saudara kita di Palestina.[ind]