RIBA memerangkap kita dalam rumah kita sendiri. Mulai dari rumah, kendaraan hingga makanan. Kita menyicil rumah dan kendaraan dengan sistem riba. Bahkan terkadang makanan kita pun terkena riba karena dibeli menggunakan kartu kredit. Oleh karena itu, kita harus mulai hijrah dari riba.
Ada sebuah gerakan dari para keluarga muslim untuk meninggalkan riba, sebut saja Arham Rasyid atau dunia media sosial mengenalnya sebagai Arham Kendari. Sejak memutuskan untuk hijrah dan meninggalkan riba, ujian demi ujian datang silih berganti.
Ia meninggalkan pekerjaan yang ia geluti selama 15 tahun, lalu satu persatu teman-temannya pergi meninggalkan dirinya begitu juga pekerjaan-pekerjaan sampingan yang selama ini ia terima.
Ia pernah kehilangan dompet bersama isinya berupa kartu ATM dan surat-surat penting. Dan terkuras habislah belasan juta rupiah dari rekeningnya.
Tidak hanya itu ia dan istrinya kehilangan smartphone yang berisi data-data penting. Hal ini ditambah dengan batalnya rencana umroh karena tertipu travel umroh.
Belum lagi rumah yang kemalingan. “Semua peristiwa yang beruntun ini membuat kami sempat su’udzon menghadapi hari-hari, kira-kira besok dikasih ujian apalagi,” tulis Arham di laman Facebooknya.
Baca juga : Kondisi Seperti apa yang Dimaksud Riba?
Hijrah dari Riba
Tidak hanya Arham Rasyid yang akhirnya berhijrah dan meninggalkan riba, ada Bunda Ririen yang meninggalkan praktik-praktik riba dalam usaha konveksinya.
Tidak hanya riba, ia juga meninggalkan kebiasaan berutang pada bank untuk membiayai usahanya. Bunda Ririen pun memulai dari nol kembali usaha konveksinya yang kini beralih ke busana muslim. Dalam laman Facebooknya ia menulis,
Saat memutuskan untuk hijrah karena Allah, pasti ada cerita sedih susah terhina dan kelaparan. Tetaplah sabar dan tenang. Tidak akan mati kelaparan karena tidak makan selama jatah hidup masih Allah berikan. Biarlah bangkrut di hadapan manusia asal tidak bangkrut di hadapan Allah.
Saat kita memutuskan untuk hijrah, rejeki itu hanya Allah tunda. Allah bersihkan dulu lalu akan Allah beri lagi berikut rapelan yang tertunda sebelumnya. Saat memutuskan untuk hijrah saat itulah hidup kita sudah berubah.
Di dalam kesulitaan ada kemudahan, begitulah prinsip hidup seorang muslim. Setelah Arham dan keluarga tertimpa ujian berkali-kali, akhirnya Arham bisa berangkat umroh.
Tidak hanya sendiri tapi juga bersama istri dan anaknya. “Ya, saat ini saya sudah di tanah haram bersama istri Ismayanti Wahid dan anak, tanpa biaya sepeserpun.
Seseorang memberangkatkan kami, dan hingga detik ini saya gak tau siapa orangnya. Hanya doa-doa yg bisa saya lafalkan di dalam raudhah, masjid Nabawi, dan baitullah untuk membalas kebaikannya,” tulis Arham Rasyid. [MRR]