EMPAT hal yang ditetapkan untuk seseorang saat ia masih di perut ibu: rezekinya, ajalnya, amalnya, kesengsaraan atau bahagianya.
Dalam hadis sahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan. Bahwa, ada empat hal yang telah ditetapkan untuk seseorang saat ia masih di dalam kandungan.
“Setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari. Kemudian, menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari.
“Kemudian diutus malaikat lalu ditiupkan kepadanya ruh dan dia diperintah untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya dan kesengsaraan atau kebahagiaan…” (HR. Bukhari Muslim)
Tentang Rezekinya
Berapa banyaknya rezeki seseorang sudah Allah tetapkan. Misalnya, berapa banyak jumlah makanan, minuman, oksigen, ilmu, keamanan, ketenangan, kesehatan, dan lainnya.
Tidaklah seseorang akan mati kecuali semua rezeki yang sudah ditetapkan itu sudah tercukupi semuanya.
Karena itu, tugas kita dalam hidup ini adalah doa dan ikhtiar. Kalau memang rezeki kita, pasti akan kita dapati. Kalau lepas, memang itu bukan rezeki kita.
Dengan begitu, tidak ada perasaan kecewa dan putus asa. Meski tidak didapatkan, setidaknya kita mendapat pahala doa dan ikhtiar tadi.
Tentang Ajal
Berapa usia kita, hal itu juga sudah ditetapkan Allah. Tak seorang pun yang tahu berapa lama ia akan hidup. Termasuk juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Boleh-boleh saja ia meminta umur panjang, karena hal itu sebagai doa. Tapi, akhirnya menjadi keputusan Allah.
Tidak mesti tua mati duluan, dan yang muda mati belakangan. Tidak ada rumus matematika tentang kematian.
Karena itu, yang bisa kita lakukan adalah bersiap-siap kalau kematian datang. Yaitu dengan senantiasa mengisi hidup dengan amal soleh agar bisa meraih husnul khatimah atau akhir yang baik.
Tentang Amal
Amal atau perbuatan seseorang boleh jadi terkait dengan hal-hal di mana ia lahir dan besar. Tapi hal itu hanya sebagian dari apa yang menjadi kebiasaan atau nalar amal seseorang.
Misalnya, karena dia lahir dan tumbuh besar di pesantren, maka ia akan terbiasa beramal soleh. Begitu pun jika ia lahir dan tumbuh besar di tempat yang buruk.
Namun begitu, ketetapan Allah tentang amal seseorang bisa mengubah apa pun di luar nalar yang dimiliki manusia.
Boleh jadi ada hidayah Allah, dan tiba-tiba orang berubah dari non muslim menjadi muslim yang taat. Dan seterusnya.
Karena itu, jangan pernah merendahkan amal orang lain dan menganggap amal kitalah yang paling sempurna.
Selain itu, berdoalah kepada Allah agar selalu dibimbing ke jalan yang lurus. Dan inilah doa yang setidaknya kita baca sebanyak 17 kali setiap hari.
Tentang Sengsara atau Bahagia
Semua orang ingin hidup bahagia. Karena itulah orang melakukan ikhtiar dan doa.
Namun, jika akhirnya yang kita dapatkan kehidupan yang tidak enak, maka bersabarlah. Karena hal itu sudah Allah tetapkan.
Sifat ridha kepada Allah inilah yang kelak akan mengantarkan kita meraih ridha dari Allah. Yaitu, ketika Allah ridha dengan amal kita yang ala kadarnya.
Orang-orang yang akan masuk surga hanyalah yang memiliki keridhaan dari Allah. Allah ridha terhadap mereka. Dan, mereka pun ridha kepada Allah.
Jadi, jangan mengeluh dengan kenyataan pahit yang kita alami. Bersabarlah, semoga itu menjadi penghapus dosa.
Seberapa lama pun orang mengalami sengsara di dunia, tidak akan seberapa jika kelak ia akan mengalami bahagia di akhirat dalam surga Allah. [Mh]