Chanelmuslim.com – Dajal, fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Sejak penciptaan Adam sampai kiamat terjadi, tak ada makhluk (dalam riwayat lain, perkara) yang lebih besar dari Dajal.” (HR. Muslim)
Karena itu, semua nabi memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajal, dan Rasulullah saw. nabi yang paling sering memperingatkan kaumnya akan bahaya fitnah Dajal.
Baca Juga: Kehancuran Dajal dan Para Yahudi Pengikutnya
Dajal, Fitnah Terbesar dalam Sejarah Manusia
Abdullah bin Umar r.a. berkata, “Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan manusia. Beliau bersabda, ‘Aku sungguh mewasiatkan agar kalian berhati-hati terhadapnya. Tak ada nabi yang tidak memperingatkan kaumnya (tentang masalah Dajal). Namun, aku akan memberitahukan kepada kalian sesuatu yang tidak dikatakan nabi (sebelumku) kepada kaumnya. Bahwa, dia (Dajal) itu buta sebelah….” (HR. Bukhari)
Dari Anas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang nabi diutus kecuali ia memperingatkan kaumnya dari yang buta sebelah lagi pendusta. Berhati-hatilah! Sesungguhnyaia buta sebelah, sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah, dan sungguh di antara kedua matanya tertera tulisan ‘kafir’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kenapa disebut al-Masih Dajal?
Ibnu Al-Atsir mengatakan, “Dajal dinamakan ‘al-masih’ karena satu matanya terhapus. Al-Masih berarti orang yang salah satu bagian wajahnya terhapus, tak bermata dan tak berpenutup.
Kata al-masih di sini berwazan fa’il dengan makna maf’ul (terhapus/dihapus). Berbeda dengan al-masih untuk Isa yang berwazan fa’il tapi bermakna fa’il (penghapus/pengusap) karena beliau mengusap orang yang sakit sehingga sembuh dengan izin Allah. Ada pun Dajal berarti pendusta.
Ibnu Hajar berpendapat, disebut Dajal karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan. Kata Dajal berarti yang menutupi.
Keadaan kaum muslimin pada saat Dajal muncul
Menjelang kemunculan Dajal, kaum muslimin memiliki kekuatan besar. Nampaknya, kemunculan Dajal adalah untuk menghabisi kekuatan tersebut. Saat itu, kaum muslimin berdamai dengan bangsa Romawi. Kaum muslimin dan Romawi sedang berperang melawan musuh bersama. Setelah itu, terjadi perang antara kaum muslimin dengan kaum salib.
Dari Dzi Makhbar, Rasulullah saw. bersabda, “Kalian akan berdamai dengan bangsa Romawi, kemudian kalian dan mereka memerangi musuh bersama. Akhirnya, kalian menang sekaligus memperoleh harta ghanimah dan keselamatan, kemudian kalian pulang. Pada saat kalian singgah di pasang savana di Dzi Talul, seorang lelaki kristen mengangkat salib dan berteriak, ‘Hidup salib!’ Seorang muslim marah, lalu memukulnya. Ketika itu, bangsa Romawi berkhianat dan berkumpul guna mempersiapkan perang besar.” (HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain, “Lalu kaum muslimin mempersiapkan senjata mereka. Mereka berperang, dan Allah memuliakan mereka dengan pahala syahid.” (mh)