ChanelMuslim.com – Tidak hanya kucing, banyak kisah lain yang menjadi bukti bahwa Rasulullah sangat sayang terhadap hewan lainnya. Hal ini penting untuk kita ketahui karena selain menebar kasih sayang kepada manusia, kita juga diharuskan untuk mengasihi hewan.
Baca Juga: Menyembelih Banyak Hewan dengan Satu Basmalah
Bukti Kasih Sayang Rasulullah terhadap Hewan
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, salah satu kemunduran kita hari ini, kita terlalu sibuk membahas teori-teori dan sesuatu yang sifatnya besar, tapi malah lupa dengan detail-detail yang padahal itu inti ajaran kita.
Kita membahas peradaban, tapi tak peduli dengan kebersihan lingkungan. Kita berdiskusi tentang militer dan penjelajahan, tapi ketika ada kucing datang ke rumah, kita malah mengusir sambil menendangnya.
Seseorang tak akan mampu menjalankan hal-hal besar jika ia belum selesai dengan hal-hal mendasar dalam hidupnya.
Ada alasan paling logis bagi Michael Hart, Penulis “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” menempatkan Rasul di peringkat satu, karena beliau ini sudah selesai dengan hal-hal mendasar dalam hidup beliau untuk kemudian sukses besar dalam karier peradabannya.
Rasulullah adalah manusia paling tegas jika berurusan dengan keadilan pada makhluk ciptaan Allah, baik itu Muslim ataupun bukan. Manusia maupun hewan.
Hal itu terlihat ketika beliau suatu hari melihat seseorang yang berbincang lama dengan temannya di pasar tapi sambil duduk di atas binatang tunggangannya.
Melihat itu, Rasulullah menegur, “Jangan kalian jadikan hewan sebagai mimbar-mimbar kalian. Sebab Allah telah menguasakan mereka pada kalian untuk membuat kalian sampai pada tujuan yang tak kan bisa dicapai kecuali dengan kelelahan.” (HR Abu Dawud 2567)
Baca Juga: Saskatchewan Kanada Berduka atas Wafatnya Seorang Dokter Muslim
Induk dan Dua Anak Burungnya
Pada saat yang lain, suatu kali beliau dan sahabat-sahabatnya sedang melakukan safar. Kemudian ada beberapa orang melihat sangkar burung, di dalamnya ada seekor induk dan dua anaknya.
Lalu mereka mengambil dua burung kecil sehingga induknya ketakutan. Melihat itu, Rasulullah mengingatkan, “Siapa yang memisahkan dia dari anak-anaknya? Kembalikanlah pada induknya.” (HR Abu Dawud 5268)
Banyak yang mengatakan syariat Islam ini kejam pada hewan, terlebih pada saat momen Idul Adha. Orang-orang berkata bahwa tidak seharusnya hewan-hewan disembelih, padahal mereka yang bilang begitu sering makan steak dan tongseng.
Justru dalam ibadah Qurban, ada hikmah sangat penting. Penyembelihan hewan dalam Idul Adha, mengajarkan umat manusia bagaimana cara terbaik mengasihi binatang.
Hewan-hewan qurban sebagaimana diperintahkan Rasul, mesti disayang, dicukupi semua keperluan makannya, jangan dibiarkan tersakiti.
Bahkan ketika menyembelih, Rasulullah bersabda, “Jika kalian menyembelih, maka berbaik-baiklah dalam melakukannya.”
Maksudnya, jangan sampai ketika menyembelih itu menyiksa hewan. Caranya? Dengan menajamkan pisau agar hewan yang disembelih tak merasa sakit berlarut-larut.
Kasih sayang Rasulullah pada hewan tentu menginspirasi sahabat-sahabatnya. Hingga contohnya, Adi bin Hatim pernah berkata tentang semut di dinding rumahnya.
“Mereka adalah tetangga kita, dan mereka punya hak atas kita.”
Abu Darda menjelang wafat berkata pada untanya.
“Wahai unta, janganlah kamu adukan aku pada Rabb-mu. Sungguh aku belum pernah menaruh beban yang punggungmu tak mampu.”
Sahabat Muslim, semoga kita bisa makin menyayangi hewan dengan tidak memperlakukannya secara kasar dan memberinya makan. [Cms]