ChanelMuslim.com – Kita bisa belajar tentang ukhuwah dari kota Madinah. Kita bisa melihat bagaimana kota tersebut dihuni oleh berbagai macam manusia yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Namun, persatuannya sangat terasa di sana.
Baca Juga: Souq Suwaiqah, Pasar Bersejarah di Madinah
Belajar tentang Ukhuwah dari Kota Madinah
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, ada pendatang, dan ada yang menyambut. Yang datang menghormati tuan rumah, yang menyambut memuliakan sang tamu. Itulah Muhajirin dan Anshar, simbol persaudaraan.
Ada yang petani, ada yang pedagang. Ada yang pandai besi, ada yang peramu minyak wangi. Semuanya hidup dalam hangat ikatan silaturahmi.
Mau hitam kulit sampai putih paras, tak ada yang lebih mulia selain yang bertakwa.
Ada yang dari Persia, namanya Salman. Ada yang dari Habasyah, namanya Bilal. Ada yang orang kaya tapi rendah hati seperti Sa’ad bin Rabi, Utsman dan Abdurrahman.
Ada yang sederhana tapi perwira, seperti Abu Hurairah, Zaid bin Haritsah dan Julaibib.
Pemimpinnya manusia terbaik, rakyatnya generasi paling apik. Madinah dipimpin Rasul hanya 10 tahun, tapi teladannya ditiru sampai 1400 tahun. Madinah kota sederhana, tapi jadi inspirasi bagi manusia Asia sampai pedalaman Afrika.
Indonesia bisa, Insyaallah. Suatu hari nanti bisa menjadikan Madinah sebagai model dari Sabang sampai Merauke. Beranekaragam, tetapi hidup dalam harmoni.
Semuanya kita bisa mulai saat ini, yaitu dengan cara mempelajari sejarah sang Nabi, pelajari saripati Madinah nan madani, dan hadirkan kemuliaannya di Bumi Pertiwi.
Semoga kita bisa mengambil banyak hikmah dari sejarah dan meneladani hal baik yang bisa diterapkan pada masa sekarang. [Cms]