BELAKANGAN viral berita tentang tumbler penumpang yang hilang di Commuter Line jurusan Stasiun Tanah Abang – Rangkas Bitung.
Informasi tersebut ditulis langsung oleh sang pemilik tumbler, Anita, melalui akun Threads miliknya. Postingan dibanjiri komenan netizen yang kontra dengan menyayangkan tindakan Anita dinilai teledor dan gegabah dalam memberitakan suatu hal.
Pada Kamis (27/11/2025) Anita bersama sang suami, Alvin, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui sebuah video klarifikasi yang diterima Kompas.com.
Dalam video tersebut, Alvin mengakui bahwa kasus yang berkembang belakangan ini merupakan dampak dari perilaku mereka berdua.
Oleh sebab itu, ia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak yang terdampak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sahabat Muslim, sebuah kejadian pasti selalu memiliki hikmah di baliknya. Di antara hikmah dari peristiwa ini ialah “Berpikir Sebelum Bertindak”.
Belajar dari Tumbler yang Hilang: Berpikir Sebelum Bertindak Ala Rasulullah
Ada baiknya kita memberi jeda untuk betul-betul memahami atas apa yang terjadi, meski dengan hal besar sekalipun sampai rasanya menghancurkan hati kita.
Menerima risiko mana yang siap ditanggung. Sehingga dapat dengan lebih bijak dalam membuat keputusan.
Tahukah Sahabat Muslim, hal ini sudah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan.
Dari Sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata:
قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
“Seorang Arab badui berdiri dan kencing di masjid. Maka para sahabat ingin mengusirnya. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun bersabda kepada mereka “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air atau dengan setimba besar air. Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesusahan.” (HR. Al-Bukhari no. 323).
Di antara Faedah hadits ini sebagaimana dijelaskan oleh Syeikh Utsaimin Rahimahulloh menuntut kita bersikap hikmah dalam berdakwah serta jangan tergesa-gesa dalam dakwah di antara yang beliau sebutkan:
Sesungguhnya hikmah itu ialah menetapkan suatu perkara secara tepat dan mantap yakni dengan cara menempatkan suatu perkara pada tempatnya dan mendudukkan suatu perkara pada kedudukannya. Bukanlah termasuk hikmah apabila kamu tergesa-gesa dan menginginkan manusia akan berubah keadaannya dari keadaan mereka sebelumnya menjadi seperti keadaan para sahabat Rasul hanya dalam waktu sehari semalam (dalam waktu singkat).
Baca juga: Tips Mengatur Rumah Sempit Jadi Lapang Versi Hadits Rasulullah
Kita dapat mengambil pelajaran dari teladan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang tidak bersikap reaktif ketika seorang Arab badui kencing di dalam masjid.
Tindakan orang itu memang keliru, namun Rasulullah mempertimbangkannya berdasarkan kondisi pelakunya. Ia tidak mengerti, belum memiliki ilmu, dan diberi kesempatan menyelesaikan hajatnya terlebih dahulu sebelum beliau menanggapinya.
Sahabat, semoga hal seperti ini dapat menjadi life skill kita. Membiasakan diri untuk memberi jeda agar dapat lebih direspon dengan matang.
Semoga Allah mampukan kita semua.[Sdz]




