ChanelMuslim.com – Beginilah Ketika Rasulullah Makan yang Tak Disukai
Makan telah meluas nilainya dari sekedar memenuhi kebutuhan hidup, hingga menjadi gaya hidup dan nilai prestise bagi sebagian orang zaman sekarang. Tak jarang karena begitu beragamnya makanan yang dapat kita jumpai, kita dengan tanpa beban mengatakan makanan A tidak enak, makanan di warung B biasa saja. Atau mungkin terjadi di rumah, saat lauk yang terhidang tak sesuai selera atau bahkan seadanya.
Mari kita lihat bagaimana sikap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap makanan. Dalam sebuah hadits disebutkan,
Baca Juga: Cara Rasulullah Mendidik Para Sahabat Menjadi Generasi Terbaik
Beginilah Ketika Rasulullah Makan yang Tak Disukai
“Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika menyukai, beliau memakannya. Dan apabila tidak suka, beliau tinggalkan.” (Muttafaq Alaih)
Inilah salah satu kemulian akhlak Rasulullah, inilah juga sepatutnya menjadi teladan bagi kita sebagai muslim. Sejatinya setiap makanan yang terhidang dihadapan kita adalah bagian dari rezeki yang Allah limpahkan.
Selera dan kesukaan setiap orang memang berbedam Rasulullah pun mencontohkan bagaimana ketika ia dihidangkan makanan yang tidak disukai, maka ia tidak memakannya tanpa mencela. Tidak mencela makanan adalah suatu etika yang baik ketika menghadapi makanan yang tidak enak atau tidak disukai. Karena hal tersebut adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang Dia berikan kepada kita, bahkan kita masih bisa merasakan lezatnya makanan, dan dapat membedakan mana nakanan yang enak dan mana yang tidak enak.
Selain itu ungkapan rasa syukur dapat juga kita ungkapkan dengan memuji makanan yang telah dihidangkan. Jabir bin Abdillah ra. berkata, “Bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menanyakan lauk kepada keluarganya, dan mereka menjawab, Kami tidak punya apa-apa selain cuka, Lalu beliau meminta cuka dan makan dengan cuka. Kemudian beliau berkata, Lauk yang paling enak adalah cuka.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud “keluarga” dan “mereka” dalam hadits di atas, adalah istri-istri beliau. Artinya, beliau sering tidak mendapatkan lauk ketika makan dan hanya mempunyai cuka. Siapapun tahu bahwa makanan dengan lauk cuka tidak lebih enak dibanding dengan lauk yang lain. Bahkan mungkin tidak sedikit orang yang tidak suka cuka, apalagi sampai menjadikannya sebagai lauk ketika makan.Namun, lihatlah bagaimana Rasulullah tidak mencela dan bahkan memuji cuka sebagai lauk yang paling enak. Inilah sikap tawadhu yang sepatutnya menjadi contoh bagi setiap muslim. (w)
Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Alkautsar.