ARAFAH dan Adha, menjadi jiwa muthma’innah atau seonggok bangkai.
Pada bagian sebelumnya telah dibahas yang akan tetap abadi adalah ba’iat setiamu kepada Allah. Dan inilah nilai kemanusiaanmu yang sangat mahal dan abadi di sisi Allah.
“Dan janganlah sekali-kali kau tukar perjanjian setiamu kepada Allah dengan harga yang murah. Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itu jauh lebih baik jika kamu mengetahui. Apa yang ada di sisi kamu akan lenyap. Dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal selamanya!” (QS 16:95-96).
Jagalah spirit ketaatanmu agar tetap eksis. Jagalah adab-adabmu kepada Allah di tanah harom.
Mudah-mudahan dengan begitu, kita tak pernah merasakan keletihan mengunjungi Masjidil Harom siang malam.
Pemilik syariat Haji, Allah ‘Azza wa Jalla, menginginkan para tamu spesial-Nya itu menjaga betul kesucian jiwa mereka, kesucian Makkah, kesucian harta benda mereka dari hal-hal, lisan dan perilaku tak senonoh.
Agar kita lepas landas menuju puncak haji dengan selamat.
Di titik ini klimaks ibadah dan ketaqwaan kita akan terbentuk.
Tapi, jika pada proses awalnya cacat moral dan iman, sungguh suatu yang harus kita hindari. Agar tidak terjadi anti klimaks dalam ibadah haji kita.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Arafah adalah perjalanan muhasabah diri. Renungkanlah, bahwa semua kita memiliki unsur raga dan ruh.
Raga, sesuai dengan asal kejadiannya, akan punah dan kembali ke tanah menjadi bangkai.
Dalam beberapa waktu ia akan mengalami proses pembusukan yang sangat menjijikkan dan menjadi mangsa ribuan belatung tanah.
Sedang ruh yang terjaga kesuciannya, akan kekal dan kembali kepada-Nya dengan tenang dan selamat.
Yakni ruh yang selalu menjaga eksistensi sumpah setianya kepada Allah hingga hembusan nafas terakhirnya.
“Wahai nafsul muthma’innah (jiwa yang tenang), kembalilah kepada Robbmu dengan penuh keridhoan. Maka masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku!”(QS 89:27-30).
Sedangkan ruh yang kotor adalah ruh yang selalu memuasi jiwanya dengan keinginan syahwat duniawi semata.
Baca juga: Arafah dan Adha: Menjadi Jiwa Muthmainnah atau Seonggok Bangkai (2)
Arafah dan Adha: Menjadi Jiwa Muthma’innah atau Seonggok Bangkai (3)
Ia puas-puaskan dahaga raganya dengan cara-cara kotor, tanpa pandang halal haram.
Melabrak hukum-hukum Allah seenaknya. Penuh dusta, menindas, dan korup. Hidup manusia jenis ini, pada hakikatnya hanya berujung pada bangkai busuk, bau dan menjijikkan.
Dua ending hidup manusia itu adalah pilihan. Allah tidak pernah memaksa kita wajib ta’at kepada-Nya.
Karena Ia adalah zat Yang Maha Kaya dari seluruh alam.
Semuanya berpulang kepada pilihan kita. Apakah kita akan mengakhiri hidup dengan gelar nafsul muthma’innah.
Atau memilih ending hayat kita menjadi bangkai busuk menjijikkan.
Arafah adalah inkubasi Robbani untuk merenungi secara dalam perjalanan haji kita, dan perjalanan penghambatan kita kepada-Nya.
Sumber: Madrasatuna
[Sdz]