ChanelMuslim.com – Hari Valentine tidak boleh dirayakan oleh umat Islam karena beberapa alasan yang tentunya sangat berkaitan erat dengan keimanan mereka.
Oleh karena itu jika ada yang menuduh bahwa Islam tidak mengajarkan kasih sayang hanya karena adanya larangan merayakan hari Valentine tentunya hanyalah omong kosong.
Betapa banyak ayat al-Quran yang menjadi petunjuk bagi manusia untuk berkasih sayang. Bahkan setiap memulai segala sesuatu umat Islam dianjurkan untuk membaca kalimat ‘kasih sayang’ “Bismillahirrahmanirrahim,” Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Baca Juga: Pandangan Ulama Mengenai Hari Ibu
3 Alasan Hari Valentine Tidak Boleh Dirayakan Umat Islam
Lalu apa alasan Umat Islam tidak boleh merayakan hari Valentine:
1. Menyerupai ajaran agama lain
Keyakinan yang lahir dari hari Valentine bukan berasal dari syari’at Islam. Ia lahir dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang sarat dengan paganisme dan kesyirikan.
Upacara ini adalah upaya untuk memperingati kematian St. Valentine pada tanggal 14 Februari. Upacara ini juga menjadi ritual keagamaan gereja atas usulan Paus Gelasius I.
Maka jelaslah keyakinan awal dari Valentine Day bukan berasal dari ajaran Islam. Bahkan sangat condong pada ritual agama nasrani.
Dan di dalam Islam sangat jelas bahwa “Barangsiapa yang merupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.” Menyerupai disini adalah menyerupai dalam hal peribadatan yang dapat merusak keyakinan kita sebagai Muslim.
2. Islam adalah satu paket antara keyakinan dan tindakan
Sangat penting bagi seorang Muslim untuk memastikan bahwa tidak ada kontradiksi antara tindakan lahiriah mereka dengan keyakinan hati mereka.
Jika ada yang mengatakan bahwa umat Islam hanya mengambil semangat kasih sayang di hari Valentine tentunya bertentangan dengan keimanan mereka yang mensyaratkan keyakinan dalam hati.
Seorang dikatakan beriman jika memenuhi 3 syarat berikut:
– Meyakini di dalam hati
– Mengikrarkan dengan lisan
– Mengamalkan dengan anggota tubuh.
Tiga hal di atas satu sama lain tidak boleh bertentangan. Jika seseorang telah yakin dan tahu bahwa hari valentine bukan dari Islam sedangkan ia tetap mengucapkan dan mengamalkan hari valentine maka artinya ia telah melewatkan satu syarat keimanan yang pertama.
3. Islam tidak membatasi satu waktu untuk saling memberi hadiah
Islam tidak membatasi hari kasih sayang dengan satu hari tertentu, itu artinya berkasih sayang sudah seharusnya menjadi keseharian hidup mereka. Dan memberi hadiah sebagai ungkapan kasih sayang dianjurkan kapan saja.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَهَادَوْا تَحَابُّوا
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari)
Lagi pula jika ungkapan kasih sayang disarlurkan melalui hari Valentine maka kasih sayang yang dimaksud, jika menilik pada sejarahnya, sangat jauh dari nilai-nilai Islam.
Di hari Valentine ini kasih sayang tidak dibatasi oleh nilai-nilai budaya atau agama, khususnya agama Islam. Sehingga perayaannyapun sering kali melapaui batas. Kasih sayang antara dua lawan jenis bisa dimaknai dengan hubungan bebas atau perzinahan.
Perayaannyapun dapat melibatkan larangan-larang dalam agama, seperti minuman keras, judi, club malam dan lain-lain.
Oleh karena itu hati-hatilah dalam mentransfer tradisi dan perayaan yang bukan berasal dari Islam. Pastikan bahwa apa yang kita lakukan telah memiliki legitimisi dari syari’at. [Ln]