ChanelMuslim.com- Orang dewasa pernah menjadi anak-anak. Namun, anak-anak tidak pernah sebagai orang dewasa. Anak-anak bisa bersikap dewasa sangat bagus, tapi tidak begitu jika orang dewasa suka bersikap seperti anak-anak.
Ada sisi positif di mana anak-anak bisa bersikap dewasa. Dan dari sisi itulah sepatutnya orang dewasa bisa belajar dari mereka. Sikap positif dari anak-anak berikut ini mungkin bisa menjadi pelajaran buat kita.
1. Anak-anak bisa bertengkar, tapi mereka cepat berdamai dan melupakan apa yang pernah mereka pertengkarkan.
Perhatikanlah sikap dewasa anak-anak ketika mereka bertengkar. Walaupun mereka saling marah, bahkan mungkin berkelahi, tapi hal itu tidak berlangsung lama.
Manakala semua yang mereka perselisihkan sudah menemui titik temu. Mereka pun bermain normal seperti tak pernah ada masalah. Beberapa menit yang lalu marah-marahan, menit-menit berikutnya sudah berbaikan.
Seperti itukah umumnya orang dewasa? Bisakah kita belajar dengan melupakan apa yang kita pertengkarkan untuk kemudian membuka lembaran baru?
2. Semarah apa pun, setakut bagaimana pun, sesenang apa pun; anak-anak selalu berkata jujur.
Berkata jujur, apa pun dan bagaimana pun keadaan seseorang, menunjukkan kredibilitas atau nilai orang tersebut. Dan kata dusta menunjukkan rendahnya nilai orang tersebut.
Orang yang bersikap dewasa adalah orang yang selalu menjaga nilai diri, baik di hadapan manusia dan terlebih lagi di hadapan Allah swt. Hanya Allah yang tidak pernah bisa dimanipulasi oleh perkataan dusta apa pun.
Mungkin manusia lain bisa diperdaya, tapi Allah swt. selalu tahu. Jadi, kalau pun manusia bisa tetap bagus menilai kredibilitas seseorang karena tampak luarnya, tapi Allah swt. akan selalu tahu. Dan ketika Allah sudah mendegradasi nilai seseorang, tinggal nunggu waktu kapan kejatuhan citra orang tersebut.
Anak-anak seperti tidak takut kalau orang akan mengatakannya bodoh, saat ia berkata jujur. Ia berkata jujur bukan karena dorongan luar, tapi karena memang itulah isi hati mereka.
Nabi saw. mengajarkan kita, “Berkatalah yang haq (benar), meskipun terasa pahit.” (Alhadits)
Jadi, belajarlah dari sikap anak-anak yang tidak bisa berbohong. Dan itulah sikap yang sepatutnya dari orang yang berjiwa dewasa.
3. Anak-anak akan mengungkapkan apa yang ia senangi dan apa yang ia benci.
Kecintaan dan kebencian terhadap sesuatu mestinya memiliki alasan yang kuat. Dan alasan yang paling kuat adalah apa yang diajarkan Alquran dan Assunnah.
Jangan seperti orang yang tanpa ekspresi, tanpa sikap, dan tanpa keberpihakan alias netral. Nabi saw. sangat mencela orang yang netral karena tak memiliki pendirian.
Nabi saw. mengabarkan, Siapa yang diam terhadap sebuah kebenaran (Al-Haq) maka ia adalah setan yang bisu.
Salah satu sikap orang munafik adalah memposisikan diri tidak berada di pihak mana pun.
Perhatikanlah bagaimana anak-anak mengungkapkan kecintaan terhadap orang yang ia cintai seperti ibu atau ayahnya. Ia tidak malu mengungkapkan itu di depan siapa pun. Ia peluk ibunya dengan erat. Itulah ungkapan kecintaan apa adanya.
4. Anak-anak selalu berterima kasih, dengan ucapan ataupun sikap, terhadap siapa pun yang berbaik dengannya.
Perhatikanlah anak-anak ketika ia mendapatkan hadiah. Dari siapa pun. Warna wajahnya berubah ceria. Senyumnya merekah. Ia pun mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Orang dewasa terlalu banyak keinginan. Mereka pun mematok standar keinginan setinggi-tingginya, Semakin tinggi patok tersebut, semakin orang menjadi kurang berterima kasih ketika hadiah atau anugerah bernilai di bawah apa yang sudah dipatok itu.
Sementara anak-anak tidak punya standar. Apa yang menambah kepemilikannya, sedikit apa pun, itu sudah menjadi sesuatu yang luar biasa. (mh)