ChanelMuslim.com- Rambut rontok merupakan salah satu masalah yang timbul di tengah pandemi saat ini. Ada beragam kondisi yang bisa menjadi penyebab rambut rontok, mulai dari kurang asupan gizi, perubahan hormon, efek samping obat, stres, faktor usia, termasuk kebiasaan buruk.
Dilansir dari Antara, Jumat (27/08/2021) Dokter spesialis kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, dr. Susie Rendra, Sp.KK, FINSDV menyarankan untuk memotong rambut bila mengalami kerontokan rambut termasuk di masa pandemi COVID-19 saat ini.
“Enggak usah banyak mikir harus pakai tonik ini, minum obat ini. Pertama gunting rambut dulu lebih pendek,” ujar dia dalam media discussion bertema “Jaga Kulit Tetap Sehat Selama Pandemi”, Kamis.
Baca Juga : 10 Bahan Alami yang Diprediksi Akan Jadi Trend Kecantikan 2022
Susie yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu mengatakan, rambut yang lebih panjang menyebabkan tarikan di akar rambut lebih berat.
Dia mencontohkan, antara helaian rambut dengan panjang 20 cm dan 10 cm misalnya, tarikan pada akar rambut 20 cm akan dua kali lipat lebih berat ketimbang helaian 10 cm.
Hal ini juga berlaku saat Anda mencuci rambut atau keramas. Helaian rambut yang lebih panjang akan lebih berat ketimbang rambut pendek.
“Sedangkan pada waktu kita keramas, rambut itu menarik air sifatnya, makanya efek kapiler rambut itu yang membuat kalau rambutnya panjang jadi lebih berat sehingga tarikan di akar rambut juga lebih berat,” tutur Susie.
Tips lain yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi rambut rontok yakni dengan menghindari menyisir terlalu sering. Kegiatan ini bisa menarik akar rambut sehingga menjadi lebih mudah lepas.
Baca Juga : Ternyata Dua Benda Ini Pengaruhi Kinerja Skincare dan Haircare
Selain itu, khusus untuk wanita, sebaiknya hindari penggunaan aksesoris rambut salah satunya ikat rambut.
“Misalnya rambut kalau dikuncir akan menarik itu akan meningkatkan risiko untuk kerontokan rambut,” kata Susie.
Susie mengatakan, rambut rontok termasuk masalah yang bisa dialami orang-orang di masa pandemi COVID-19 ini. Kondisi yang bisa terjadi akibat COVID-19 itu tidak hanya terjadi akibat stres tetapi juga akibat suatu penyakit berat yang dialami termasuk pasien yang sembuh dari COVID-19. [wmh]