SEBANYAK 54 siswa dari Jakarta Islamic School (JISc) berpartisipasi dalam kegiatan AYIMUN 2024. Selain menjadi peserta aktif dalam simulasi sidang PBB, para siswa JISc juga turut meramaikan acara dengan menampilkan Tari Saman Gayo, sebuah tarian tradisional dari Aceh yang memukau para peserta lainnya.
Model United Nations (MUN) adalah simulasi sidang PBB yang melibatkan ribuan siswa dari seluruh dunia untuk belajar tentang diplomasi, hubungan internasional, dan keterampilan kepemimpinan.
International Global Network (IGN) menyelenggarakan dua acara utama: Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) dan Asia World Model United Nations (AWMUN).
Acara ini berlangsung selama 4 hari dan 3 malam di Thailand, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk terlibat dalam debat yang mendalam, membangun jaringan global, dan mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum.
Pendiri JISc, Fifi P. Jubilea, menyatakan bahwa ajang ini merupakan sarana mengasah kepemimpinan anak.
“Jadi anak JISc kepilih untuk membawakan acara pembuka untuk acara konferensi seluruh dunia (ada 29 negara) anak-anak dari berbagai negara. Intinya leadership yang mana mereka bergabung dalam satu acara debat, diskusi, dan ngobrol-ngobrol soal masalah dunia. You can imagine deh bawa 54 anak murid ke Thailand,” ungkap Mam Fifi, Kamis (07/11/2024) di Jakarta.
Partisipasi siswa JISc dalam AYIMUN tidak hanya menunjukkan kemampuan mereka dalam diplomasi dan kepemimpinan, tetapi juga memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.
Dengan menampilkan Tari Saman Gayo, mereka berhasil memukau peserta dari berbagai negara dan memperkuat hubungan internasional melalui seni dan budaya.
Baca juga: Siswa Jakarta Islamic School Bersinar di Konferensi Internasional Siswa Adni 2024
Jakarta Islamic School Berpartisipasi di AYIMUN 2024
Selain AYIMUN, para siswa JISc juga berpartisipasi dalam kegiatan Konferensi internasional siswa ADNI di Malaysia, tanggal 1 hingga 5 September 2024.
Kegiatan ini mempertemukan para pemikir muda dari Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia. Acara bergengsi ini berfokus pada pemberdayaan pemuda dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), menampilkan bakat dan ide-ide inovatif siswa dari seluruh wilayah.
Di berbagai forum internasional itu, para siswa JISc menunjukkan keterampilan luar biasa dalam mengartikulasikan ide-idenya dan menyampaikannya secara efektif.
Prestasi siswa JISc pada berbagai Konferensi Internasional tersebut menegaskan dedikasi, kerja keras, dan pendidikan berkualitas tinggi yang mereka terima serta dukungan dari pendiri JISc Fifi P. Jubilea, para guru, dan orangtua. Para pemimpin muda ini tidak hanya mengharumkan nama sekolah mereka tetapi juga menjadi tolok ukur bagi siswa lainnya.[ind]