PUBER itu seperti tsunami. “Ah, kamu tahu apa? kamu itu lagi puber, dan kamu harus banyak belajar sama ayah dan ibumu,“ sentak ayah kepada Andri yang merungut-rungut minta dibelikan motor dan memaksa-maksa pada ibu untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Kadang kala ibu yang lemah (menjurus payah he..he..he..) karena biasanya semua ibu sangat sayang pada anaknya sehingga emosinya yang bicara.
Seorang ibu biasanya lebih memberikan apa yang diinginkan sang anak, bahkan bila rasa sayangnya tak tertahankan dan hatinya tak tega melihat anak yang menangis minta blackberry, minta handphone terbaru, sepatu sport yang warnanya di mata ayah norak namun lagi tren di kalangan remaja, maka sang ibulah yang berjuang untuk membujuk sang ayah agar keinginan anaknya dimenangkan.
Hampir semua anak kesal kepada ayahnya yang melarang ini dan itu, yang keras kepada anak dan tidak dapat dipatahkan.
Sementara ibu, begitu halus serta lemah lembut dan siap melindungi anaknya sampai titik darah penghabisan.
Masa-masa puber, seringkali diwarnai oleh cercaan dan kesakit-hatian bila kita tidak tahu bagaimana menangani si puber, yang juga lagi bingung.
Kalau kita bertanya baik-baik, “mengapa kamu begini, Nak,” maka jawabnya dengan acuh tak acuh.. ”gak tahuuu…” sambil cemberut dan merungut.
Sebenarnya mereka pun bingung, konflik-konflik yang timbul karena kekhawatiran orang tua yang dinilai berlebihan melawan sikap si anak yang sok tahu tak karuan, mengakibatkan munculnya kalimat-kalimat pedas, “dasar anak tak tahu diri, dasar puber, dasar sok tahu.”
Dan yang terparah ketika kalimat yang keluar adalah “ayah ruqyah kamu” atau “ayah usir kamu dari rumah.” Kalimat-kalimat itu begitu deras mengalir pada remaja yang sedang puber.
Jangan bilang apa-apa soal puber dan jangan sekali-kali mengatakan atau bercanda dengan nada melecehkan walau niatnya menggoda kepada remaja yang sedang puber.
Mereka akan merajuk, marah, benci, kesal dan sakit hati dengan berkata “Gengsi tahu dibilang puber,” atau “sok tahu banget sih, gak usah diomonginlah kalau kita lagi puber.”
Penolakan akan timbul dihati remaja yang sedang puber dan mereka tidak mau mengaku kalau mereka puber. Mereka itu adalah anak-anak yang ingin bersikap seperti orang dewasa dan ingin diakui.
Namun wajah, sikap, pikiran dan pengalamannya belum panjang sehingga yang nampak adalah amazing alien atau makhluk aneh yang tidak kita kenali.
Mereka seperti orang dewasa ditubuh anak-anak, annoying dan mereka tidak menyadari apa yang sedang terjadi pada mereka.
Dan kalimat menyakitkan yang tidak dipahami oleh si anak meluncur tanpa terkendali dari ayah yang kecewa pada sikap anaknya terlebih bila dia anak pertama, lelaki pula.
”Kau seperti bukan Andri yang dulu yang ayah kenal,” dan ayah pun menatap sedih sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara ibu menghela nafas, sambil menyusut air mata yang jatuh perlahan-lahan.
Puber atau masa pubertas adalah masa di mana anak-anak kalau perempuan mengalami haid.
Ketika baru pertama kali haid, belum begitu terasa, dan sejalan dengan waktu, mereka baru merasa puber betulan setelah usia 12 atau 13 tahun walau haidnya umur 10 tahun.
Namun bila haidnya lebih cepat daripada kawannya, secara pemikiran mereka belum terlalu paham apapun, maksudanya antara hormon yang keluar berupa haid, dan emosi serta akal belum seimbang sehingga belum terjadi peristiwa apa-apa yang heboh.
Mengapa ada wanita yang cepat keluar haid? Itu terjadi karena pola makan yang terlalu sehat, sehingga merangsang pertumbuhan hormon.
Ketika haid keluar dengan lebih cepat di usia muda maka puber yang berjalan baru terasa beberapa waktu kemudian.
Bila anak lelaki pubersitas biasanya dimulai pada usia tertentu, sekitar usia 12 atau 13 mulai mengalami pembesaran suara ketika berbicara, selain itu juga mengalami mimpi basah sebagai penetas masa akil baligh, dan kebanyakan waktunya berbeda-beda tergantung seberapa besar pengaruh lingkungan, khususnya media-media dan hal-hal yang berbau pornografi menyerang dirinya.
Semakin banyak film-film percintaan dan hal-hal yang berbau pornografi dilihat dan ditontonnya entah melalui games, televisi maupun majalah, juga persentuhan atau perkawanan dalam bentuk pacaran banyak dilihatnya, maka akan mengakibatkan sang anak lelaki mengalami mimpi basah lebih cepat daripada anak-anak yang lain.
Puber yang meledak, mengakibatkan dia nampak galak, seperti orang lain, sok tahu, ingin sendiri saja, selalu bertentangan, gelisah tidak keruan, kadang-kadang kepala panas, risau dan resah, berubah-ubah kemauan, plin-plan, bersikap masa bodoh, cuek, agak kurang ajar, over percaya diri dan lainnya.
Yang bisa menaklukkan makhluk puber ini hanyalah agama. Agama telah menerangkan hal ini, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Setelah akil balighlah maka manusia akan dicatat perhitungan amalannya. Maka wajib dibekali pendidikan agama sejak dini, sehingga ketika puber menyerang anak kita, mereka sudah memilki benteng pertahanan agama yang cukup kuat, dan puber seperti tsunami yang menyerang tanpa bilang-bilang, tanpa diundang, tanpa persiapan.
Bila sudah ada benteng pertahanan maka puber seperti tsunami, akan membuat dia tidak menerjang dan merobohkan pertahanan habis-habisan.
Siapkan agama sejak dini, sebelum puber menyerang sebagaimana Jepang menyiapkan negerinya dengan dam, sehingga ketika tsunami menyerang mereka bisa mempertahankan diri dan ketika tsunami selesai mereka mampu memperbaiki diri.
Itulah mengapa orang tua sangat perlu menyekolahkan anak atau mendidik anak di sekolah Islam dengan bekalan agama yang kuat.
Kenalkan Allah, kenalkan Al Quran, kenalkan sholat sejak dini, sehingga ketika hati galau dihinggapi pubertas, maka tubuh tetap sholat, walau tentu saja kekhusyuan berkurang namun ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang dan remaja kita walaupun gelisah tetap mendapatkan ketenangan.
(Catatan Mam Fifi, 8 September 2015)
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc