AKU baru saja baca buku pelajaran anakku yang SMP di Perth. It is about manner. Ternyata pendidikan di Australia lebih mendahulukan adab daripada ilmu, karakter lebih penting daripada kemampuan academic.
Kemudian ketika mengenalkan anak kepada gurunya.
Aku tertegun dengan ucapan gurunya. Katanya: “Do you like math?”
Anakku ngangguk setengah. Tapi gurunya bilang, “That is not important.” Anakku agak kaget. Yang paling penting kata gurunya. (dalam bahasa English).
Aku summaries yaaa. Yang paling penting itu ‘attitude kamu!’
Di sini di sekolah ini, kami membangun karakter kamu sebagai manusia yang akan jadi pemimpin.
Academic enggak penting yang penting karakter dirimu!
Akhlakmu!
Cara ngomongnya itu menegaskan banget tapi tidak mengenaskan.
Bikin anak terkaget-kaget tapi termotivasi.
Lanjut sang guru, “Kalau ada apa-apa, hadapi lalu kamu ceritakan pada saya dengan semua reasons dan langkah-langkah ke depan, apa yang akan jadi consequence dari setiap langkahmu.
Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan. Pikirkan sebelum bertindak.”
Baca juga: Pertukaran Siswa Jakarta Islamic School dengan JSRAC Australia
Pendidikan di Australia Lebih Mendahulukan Adab
Wah ini penting banget untuk semua orang. Biasakan untuk mikir sebelum action.
Bla bla bla
Dan gurunya ngomongin ini semua, satu persatu lho bukan di saat assembly.
Satu anak satu anak diajak ngomong kayak gini sebelum masuk sekolah.
Wahh jadi inspirasi banget buat aku ..
Di sini diajarin untuk positive thingking diutamakan.
Ketika pulang sekolah dan dijemput oleh abangnya. Abangnya segera nyeletuk pas aku ceritakan si bungsu diajak ngomong apa sama gurunya.
Abangnya responded; “Pantesan di Indo, perhatiin deh mi lagu-lagu semuanya melow dan sedih, jarang sekali lagu yang memotivasi. Semua lagu tuh buat kita makin melow. Jadi makin down, enggak semangat “~ uffh.
Yaah aku juga mikir, kita musti membangun positive thingking pada anak-anak. Aku ingat besanku yang berpuluh tahun tinggal di sini enak banget. Karena mereka sekeluarga tuh positive thingking banget dan hampir enggak pernah ngomongin orang, juga enggak pernah julid, enggak pernah cemberut, enggak ngerasanin orang dan hidup lurus-lurus saja tanpa ikut campur atau negative thingking sama orang.
Aku happy banget besanan sama besanku yang sekarang karena semua hal dibawa happy. Enggak julid atau yaa enggak kayak di film-film gitu. Mungkin karena sudah jadi culture untuk positive thingking dan enggak kepo, juga enggak ngerasanin orang. Jadi positive vibes-nya tuh kerasa banget ..
Teringat kisah nabi Isa as (dalam buku Renungan Kalbu) ~ ketika beliau berjalan dengan rombongannya, mereka menjumpai bangkai. Dan semua orang tutup hidung dan mengatakan bangkai itu menjijikkan, hanya Nabi Isa yang mengatakan, “Gigi bangkai ini putih sekali”.
Sejenak yang lain tertegun. Begitulah dampak orang yang hatinya bersih melihat segala sesuatu dengan positive. Mashaa Allah.
Bahkan bangkai pun masih ada baiknya ..
Intinya apa ya?
Intinya adalah:
1) Betapa pentingnya pembinaan karakter untuk mendidik manusia bahkan sejak masih SMP awal
2) Pendidikan karakter yang baik akan membentuk manusia yang memiliki kepribadian yang positive dan selalu berfikir positive dalam menghadapi permasalahan kehidupan.
Jangan jeleknya dikedepankan, jangan sedih duluan, jangan cari noda hitam di atas taplak meja putih. Carilah yang sebetulnya kebanyakan itu pastinya lebih banyak kebaikannya daripada buruknya. Jangan cari noda hitamnya, jangan fokus pada noda hitamnya, khan yang putihnya pasti lebih banyak daripada nodanya.
Dan saya ingin menekankan pada diri saya sendiri bahwa Islam itu positive, semua yang ada positive. Kalau semakin dipelajari maka akan faham betapa semua yang Allah berikan itu positive.
So, ..?
“Jari kelingking jadi trend…
positive thingking laah friend“.