Mengenang Kebaikan yang Membekas di Diri Ustadz Taufiq Ridho Oleh: Fifi P. Jubilea
ChanelMuslim.com – Nama lelaki itu adalah Taufiq Ridho. Beliau ustadz dan aktivist PKS. Baik hati. Baru saja meninggal dunia (melangkah tenang menuju Robb nya). Beda usia 4 tahun dengan saya.
Jujur saja, aku gak terlalu kenal pada beliau, tapi ada beberapa peristiwa kecil yang membuat aku refresh balik dan ingat lagi pada beliau, tapi bukan berarti sok kenal.
Kenangan yang pertama saat pertama kali aku Ke Turkye, barengan dengan anggota KNRP (Komite Nasional Rakyat Palestina) lupa tahun berapa, tapi banyak memori indah didalamnya. Yang bikin aku senang banget ke Turkye adalah karena banyak kegiatan kemanusiaan skala International yang bisa aku lakukan dan menarik. Selain bertemu orang-orang penting yang gak merasa penting seperti salah satunya Ustadz Taufiq Ridho ini. Kami ada dalam satu rombongan dan yang kakinya ketiban koper aku, disitulah aku kenal beliau sebagai Taufiq Ridho dari name tagnya. Saat kakinya kesakitan, aku cuma bisa bilang “Ridhoo yaa pak, maaf (tahu namanya dari name tag-nya) dan beliau replied “Ya, gak papa bu,” sambil meringis tapi malah nawarin bawakan koperku. Di situ aku bergumam “Wah, baik hati amat, udah kakinya ketiban koperku , dibawakan pula.”
Baca Juga: Dewan Pakar IKADI Ustaz Taufik Hulaimi Meninggal Dunia
Mengenang Kebaikan yang Membekas di Diri Ustadz Taufiq Ridho
kenangan yang kedua saat di Jordan, malam hari ketika anakku dan anak-anak Jisc yang sebagiannya ada anak-anak kader PKS (termasuk anak beliau) lagi student Immersion ke Jordania (belajar bahasa Arab, yang kemudian jadi program wajib NF Boarding school ya), lalu tiba-tiba datang beliau di tengah waktu sibuknya. Padahal aku yang punya rencana ngajak anak-anak makan malam, sudah di booked restaurant yang paling keren dan anak-anak juga sudah aku kasih tahu “ayuk, makan apa aja silakan, mau nambah boleh, bungkus juga boleh. Dan anak-anak pun happy banget, maklum kan sebulan jadi anak kost (masak dan apa-apa sendiri). Aku ingat ada Mardiyah Lutfi lulusan Jisc dan kakak adiknya, Zacharia dan Ismail (anakku), Ro’id Jibbs (anak ustadz Anismata), Farouq Jibbs (putera ustadz Mustafa Kamal), Salma (puteri Ustadzah Yoyoh almarhumah), Mardiyah dan Sayimah (anak ustadz Kastuba), rame deh.
Ketika kita makan dengan gembira dan sepuasnya, bukan seadanya loh, tiba-tiba ada yang datang dan membayar semua bill dengan santainya, dan beliau adalah “Taufiq Ridho.” Di situ aku bergumam lagi, ” Baik hati amat…agak malu juga, karena kami semua makan banyak banget dengan banyak menu dan itu di bayarin semua oleh beliau (aku gak nyimpan fotonya, waktu itu aku gak gila selfie kayak sekarang).
Kenangan yang ketiga adalah ketika aku lagi semangat-semangatnya nyanyi nasyid favoritku, sambil mandang ke pegunungan. Aku kalau nyanyi sukanya di alam terbuka dan lihat gunung, agar suaranya lantang dan natural. Nasyid Bangkitlah Negeriku, cocok banget sambil lihat sawah dan gunung dari sekolah Jibbs. Saat itulah aku melihat video klip beliau yang sedang semangat menyenandungkan nasyid favoritku.
Dan yang keempat, aku terhenyak ketika mendengar anaknya Hudzaifah yang study di Jerman, pulang dan rela dibelah dadanya untuk diambil hatinya untuk ayahnya yang sakit liver. Ketika dada sudah terbelah, tiba-tiba dokter bilang tunggu dulu, ayahnya ada komplikasi usus, dan tak lama beliau meninggal dunia. Mungkin beliau tak rela anaknya hidup dalam kondisi hatinya kurang sempurna, maka beliau meninggalkan anaknya agar anaknya tetap hidup dalam kondisi organ yang sempurna untuk meneruskan perjuangan ayahandanya. Dan anaknya yang masih recovery, terbaring lemah diatas tempat tidurpun ingin melihat ayahandanya terakhir dari atas tempat tidur Rumah Sakit datang ke pemakaman dengan tetap terbaring diatas tempat tidur. Tak heran banyak orang bilang kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terjadi lagi di zaman modern ini.
Sungguh, aku terharu. Jujur, aku memang tak begitu kenal beliau, hanya sesekali aja perjumpaan dengan almarhum, hanya yang penting-penting saja, namun semuanya membekas.
Begitulah orang yang bermanfaat ketemu cuma sebentar-sebentar saja tapi mendatangkan kesan baik dann manfaat bagi orang yang dijumpainya.
Hormat dan Do’a saya sekeluarga untuk beliau.